(Jakarta, 22/3/2011) Pertumbuhan perekonomian yang meningkat pesat dan infrastruktur yang tidak memadai terus menjadi masalah, salah satunya yang terjadi di Pelabuhan penyeberangan Merak menuju Bakauheni.

Menteri Perhubungan, Freddy Numberi mengatakan, kondisi pertumbuhan ekonomi dengan infrastruktur yang seiring, diperkirakan baru akan tercapai pada 2015 mendatang. Namun ternyata kebutuhan penyebrangan sudah sangat mendesak sementara jumlah dermaga di Pelabuhan Merak belum cukup memenuhi kebutuhan angkutan kapal.

"Pembangunan dermaga VI dan penyelesaian dermaga V masuk pada rencana jangka panjang yang rencananya baru selesai 2014 mendatang, namun karena kondisi yang sudah mendesak harus segera direalisasikan pembuatannya sehingga bisa menampung kebutuhan angkutan penyeberangan, karena dananya memang sudah ada," jelas Menhub di Jakarta, Rabu (23/3).

Selain masalah dermaga, jumlah kapal dan usia kapal yang beroperasi selama ini menurut Freddy sebagian sudah harus dilakukan peremajaan, lantaran banyak kapal yang usianya sudah melebihi 20 tahun, sehingga kualitas mesinnya sudah berkurang. Apalagi ketika pada saat lepas ataupun merapat ke dermaga yang membutuhkan ekstra kerja mesin.

Kemenhub mendorong kepada pengusaha kapal untuk melakukan peremajaan terhadap kapal-kapal mereka sehingga bisa bekerja lebih maksimal lagi dan mampu mengangkut lebih baik lagi dengan kecepatan dan ketepatan waktu. "Ya, selain cuaca, kondisi kapal yang sudah tua juga menjadi salah satu hambatannya," ujar Menhub.

Menhub juga menambahkan, selain pembangunan dermaga, pemecah gelombang baik di Pelabuhan Merak maupun Bakauheni juga perlu dilaksanakan segera. Untuk proyek pemecahan gelombang di Merak dibutuhkan dana Rp 400 miliar untuk sisi selatan, sementara penyelesaian sisi utaranya dibutuhkan dana Rp 150 miliar. Sedangkan untuk pemecahan gelombang di Bakauheni, di sisi timur dibutuhkan dana Rp 550 miliar, dan sisi barat Rp450miliar.

Tak hanya itu saja, pemerintah juga akan membangun terminal di dua pelabuhan tersebut dimana untuk di Merak akan menelan biaya Rp 35 miliar dan di Bakauheni Rp 40 miliar.

Menhub menegaskan, apabila program jangka menengah yakni peremajaan kapal, penambahan kapal, dan penyesuaian tarif sudah bisa dilaksanakan, maka kepadatan yang terus meningkat makin bisa diantisipasi lebih baik.

"Namun memang dari sembilan perusahaan kapal penyebrangan, ternyata kesulitan dana terutama untuk mengganti kapal. Namun diharapkan mereka bisa segera melakukan peremajaan kapalnya seperti mesin dan plat-plat kapal," kata Menhub. (Chan)