(Jakarta, 02/09/09) Para penyelenggara mudik gratis diminta untuk menggunakan armada yang laik dan memenuhi unsur keamanan, keselamatan dan kenyamanan bagi penumpang. Penyelenggara juga disarankan untuk tetapi juga menyediakan armada gratis untuk balik dari kampung halaman seusai lebaran.

”Penyelenggara diharapkan menggunakan bus yang ‘sehat’. Carilah armada dari perusahaan yang memiliki pengalaman dan reputasi baik, kalau bisa yang bersih dari catatan accident. Selain itu, saya mengimbau agar tidak cuma mudiknya saja yang difasilitasi, tetapi pulangnya juga disediakan bus dari kampung halaman supaya masyarakat tidak terteter. Kalau bisa, ini tentu sangat kami dukung,” ujar Direktur Jenderal Perhubungan Darat Departemen perhubungan Suroyo Alimoeso di Jakarta, Rabu (2/9).

Suroyo mengungkapkan, hingga Rabu (2/9), baru empat perusahaan yang mengajukan izin penyelenggaraan mudik gratis kepada Departemen Perhubungan. Keempat perusahaan itu, jelas Suroyo, adalah PT Sido Muncul, PT Toyota Astra Motor, PT Jasa Raharja, dan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI). Jumlah tersebut, menurutnya, jauh lebih sedikit dibandingkan pada masa lebaran tahun 2008 silam.

”Kalau tahun lalu, yang menyelenggarakan mudik gratis jauh lebih banyak. Tidak hanya perusahaan, partai politik juga banyak yang ikut memfasilitasi masyarakat untuk mudik gratis. Saat ini, selain belum ada partai politik yang mengajukan izin, jumlah perusahaan yang melakukan mudik gratis juga menurun drastis,” imbuhnya.

Suroyo mengaku menyayangkan terjadinya penurunan pelaksanaan mudik gratis pada masa lebaran kali ini. Karena menurutnya, pelaksanaan mudik gratis cukup efektif membantu pemerintah dalam upaya mengurangi beban kepadatan jalan raya di masa mudik. Di sisi lain, pelaksanaan mudik gratis juga terbukti efektif mengurangi penggunaan sepeda motor pada saat mudik yang tahun ini diprediksi meningkat hingga 20 persen dari tahun lalu.

Di sisi lain, terkait menurunnya jumlah pelaksana mudik gratis, Suroyo kembali mengingatkan kepada para operator bus agar tidak melanggar aturan dalam melaksanakan perannya. ”Karena, seiring menurunnya jumlah pemudik gratis, jumlah penumpang angkutan umum pasti meningkat. Kami minta para operator, PO-PO bus tidak mengambil kesempatan ini secara berlebihan. Misalnya, mengabaikan keselamatan dan kenyamanan penumpang, serta memainkan tarif seenaknya sendiri,” tandas Suroyo. (DIP)