(Lamongan, 29/4/2013) Dengan resmi beroperasinya pelabuhan penyeberangan Paciran, akan lebih memperkuat konektivitas domestik Indonesia. Demikian diutarakan Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono saat meresmikan pengoperasian Pelabuhan Penyeberangan Paciran, Lamongan Jawa Timur, Senin (29/2013).

 
Selain dilakukan peresmian pelabuhan penyeberangan, pada saat yang bersamaan juga dilakukan pelepasan KMP Jatra III yang melakukan pelayaran dari pelabuhan Paciran menuju pelabuhan Garongkong, Sulawesi Selatan. Hadir dalam peresmian tersebut, Gubernur Jawa Timur, Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Bupati Lamongan, dan Kepala Dinas Perhubungan Propinsi Jawa Timur.
 
Dalam sambutannya, Bambang Susantono menjelaskan dengan keterhubungan Jawa Timur dengan propinsi lainnya baik itu di Indonesia bagian Timur, Tengah atau Barat melalui penyeberangan akan lebih mempererat keterhubungan antar pulau di Indonesia dan  pertumbuhan ekonomi domestik juga akan meningkat lebih cepat. 
 
Menurutnya, sangat penting untuk lebih memperkuat konektivitas domestik antar pulau di Indonesia sebelum berinteraksi dengan luar seperti ASEAN connectivity, Asia connectivity maupun Global connectivity.
 
"Ada sekitar 17 ribu pulau di Indonesia. keterhubungan di dalam pulau, antar pulau maupun internasional itu sangat penting. Namun konektivitas domestik harus kita pacu karena kita ingin lihat konektivitas domestik harus lebih kuat sebelum kita berinteraksi dengan luar," jelas Bambang.
 
Lebih lanjut, Bambang mengungkapkan bahwa untuk memperkuat konektivitas domestik khususnya penyeberangan, Pemerintah telah membangun sarana dan prasarana sebagai perekat antar pulau di Indonesia atau diistilahkan sabuk-sabuk nusantara. Sabuk Nusantara tersebut berfungsi sebagai perekat antara wilayah timur ke barat maupun utara ke selatan wilayah Indonesia. 
 
Sabuk Nusantara yang terdiri dari Sabuk Utara Nusantara, Sabuk Tengah Nusantara dan Sabuk Selatan Nusantara merupakan kombinasi jaringan jalan nasional dan pelabuhan penyeberangan. Penyeberangan berfungsi sebagai jembatan bergerak (movable bridge) yang menghubungkan wilayah di Indonesia yang banyak terpisah oleh sungai, danau, selat atau laut.
 
"Tahun ini pemerintah benar-benar ingin menyelesaikan apa yang disebut konsep sabuk selatan dari Sabang sampai Merauke. saat ini masih ada satu yang belum terlayani penyeberangan yaitu lintas Dobo, Maluku ke Pomako, Papua. kalau ini terhubung maka masyarakat bisa berkendara mobil dari Sabang sampai Merauke," ujarnya.
 
Pelabuhan Paciran dibangun sejak tahun 2005 s/d 2013 dengan anggaran APBN (Ditjen Perhubungan Darat) dan APBD (Pemprop Jatim) dengan total 298,4 milyar (192,5 M dari APBN, 105,9 M dari APBD). Sementara untuk lahan merupakan hibah dari Pemerintah Kabupaten Lamongan.
 
Pelabuhan penyeberangan Paciran yang terletak kurang lebih 70 Km dari kota Surabaya ini diharapkan dapat menjadi titik simpul untuk melayani lintas penyeberangan Paciran - Garongkong, Paciran - Bawean, Jatim dan Paciran - Pulau Pisang, Kaltim.
 
Pelabuhan yang didesain untuk mencairkan kepadatan di pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya ini diharapkan dapat menjadi pusat pelabuhan penyeberangan khususnya menuju Indonesia bagian Timur.
 
PT ASDP yang telah resmi ditunjuk sebagai operator untuk melayani lintas Paciran - Garongkong, telah menyiapkan armada KMP Jatra III untuk melayani lintas tersebut. Pelayaran perdana telah dilakukan pada 19 April 2013 dengan lama perjalanan dari Paciran ke Garongkong sekitar kurang lebih 36 jam. Saat ini jadwal penyeberangan lintas Paciran-Garongkong dilakukan 1 (satu) minggu sekali, namun jika dalam perkembangannya mengalami peningkatan demand, jadwal ditambah menjadi 2 (dua) minggu sekali. (RDH)