JAKARTA – Dalam upaya memangkas biaya logistik nasional, salah satu terobosan yang dilakukan pemerintah yaitu merevitalisasi angkutan laut penyeberangan untuk logistik di Indonesia. Demikian disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada acara diskusi bertema "Memangkas Biaya Logistik dan Mendukung Pariwisata dengan Feri Jarak Jauh" di Jakarta, Selasa (22/11).
Menhub Budi mengatakan, penyebab masih tingginya biaya logistik di Indonesia
antara lain karena masih bertumpunya angkutan logistik pada angkutan jalan atau
truk yang banyak menimbulkan masalah seperti kemacetan dan kerusakan jalan.
Untuk itu, angkutan penyeberangan menggunakan kapal feri diharapkan dapat
mengalihkan beban jalan dan menjadi solusi mengatasi permasalahan tersebut.
“Ada satu kondisi dimana jalan sudah padat dan rusak, banyak kecelakaan. Tetapi
tetap diminati. Sementara, di satu sisi masih banyak kapal-kapal tidak terpakai
yang mestinya menyelesaikan masalah tapi tidak digunakan,” jelas Menhub Budi.
"Sewaktu berkunjung ke Bali, Gubernur Bali komplain kepada saya banyak
jalan-jalan di Bali rusak akibat banyaknya truk barang yang lewat. Itu dapat
menganggu sektor pariwisata di Bali. Untuk itu kita upayakan solusi, truk
tersebut dapat dialihkan menggunakan kapal feri," tambahnya.
Hal itu yang menginisiasi Menhub Budi berasama PT. ASDP Indonesia Ferry
(Persero) mengadakan diskusi dengan para stakeholder terkait diantaranya, para
pelaku usaha, akademisi dan instansi terkait lainnya.
Para pembicara yang hadir dalam diskusi tersebut yaitu PLT Dirut ASDP Indonesia
Ferry (Persero) Faik Fahmi, Ketua Umum ALFI Yukki Nugrahawan, Akademisi Tri
Achmadi, dan Moderator dari Bisnis Indonesia Asep Mulyana.
Lebih lanjut, Menhub budi mengatakan sudah saatnya jalur laut lebih
dioptimalkan untuk angkutan logistik dalam rangka mendukung program tol laut.
“Jangan lagi kita membelakangi lautan. Ini juga dalam rangka mendukung program
tol laut. Masih banyak kapal-kapal yang menganggur yang mestinya bisa menjadi
solusi mengatasi kepadatan jalan di saat hari puncak seperti lebaran dan pada
tahun baru,” imbuhnya.
Libatkan Swasta
Pada kesempatan tersebut Menhub Budi menjelaskan, akan melibatkan pihak swasta,
selain PT. ASDP, untuk bersama-sama merevitaliasi angkutan penyeberangan.
Bahkan, Menhub Budi menegaskan akan membantu dengan cara memberikan subsidi di
rute-rute yang tidak ekonomis.
“Untuk yang sudah ekonomis seperti rute Panjang-Jakarta dan Surabaya-Lombok,
kita minta swasta lakukan (pengoperasian). Tetapi yang tidak ekonomis, misalnya
dari Jakarta ke Surabaya, itu akan kita subsidi. Agar terwujud, kita juga minta
komitmen swasta untuk mendukung ini,” ungkapnya.
Salah satu upaya revitalisasi angkutan penyeberanan yang segera diwujudkan
adalah dengan segera dioperasikannya angkutan feri rute Surabaya – Lembar yang
akan dioperasikan PT. ASDP pada 1 Desember 2016.
Dengan beroperasinya angkutan feri tersebut diharapkan dapat mengurangi beban
dan perawatan jalan raya, efisiensi waktu dan biaya operasional pemeliharaan
truk, waktu tempuh yang lebih singkat dan memberikan kepastian layanan
transportasi logistik. Selain memangkas biaya logistik, angkutan penyeberangan
ini juga dapat mendukung sektor pariwisata, antara lain : mengurangi kemacetan
di Bali, menambah rute baru pariwisata dari Surabaya ke Lombok, serta ramah
lingkungan.
“Kami bersepakat untuk bersama-sama, BUMN dan swasta merevitalisasi
fungsi-fungsi angkutan laut khususnya roro pada hari ini, supaya menjadi
angkutan yang dapat menyelesaikan masalah,” tandasnya. (BN)