(Jakarta, 5/3/2014) Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok, Sahat Simatupang meminta PT Pelabuhan Indonesia II Cabang Tanjung Priok untuk mengarahakan pihak perusahaan pelayaran agar menggunakan  sistem Inaportnet dalam melakukan  kegiatan pengurusan kedatangan dan keluar kapalnya.

“Saat pertama diberlakukan sistem Inaportnet untuk layanan kapal domestik, sudah ada tujuh perusahaan pelayaran yang siap mengikutinya. Untuk itu kami sudah meminta pihak pelabuhan  untuk mengarahkan perusahaan pelayaran lainnya,  menggunakan sistem tersebut pada saat mengurus kedatangan dan keluar masuk kapalnya,” papar Sahat, di kantornya Selasa (4/3).

Menurut Sahat,  dengan menggunakan sistem itu akan lebih efisien pelayanan pengurusan dokumen dan menekan biaya pengurusan sampai 10 %.

“Sejak mulai diterapkan sistem Inportnet kami terus memantau pelaksanaannya agar bisa berjalan maksimal, perkembangan selanjutnya bagaimana perusahaan pelayaran lainnya menggunakan sistem on line ini” kata Sahat.

Lebih jauh dikatakan, penggunaan sistem on line pada pengurusan dokumen kedatangan keluar masuk kapal, akan membuat layanan semakin efisien. Namun pada tahap pertama penerapannya masih banyak perbaikan, dan hal itu biasa terjadi dan bisa diatasinya.

“Yang penting sistem itu sudah digunakan, sehingga kami tahu masalah yang dihadapinya. Untuk itu kami mendesak pihak pelayaran yang sudah masuk kepada sistem Inapornet dan yang belum menggunakan untuk segera menggunakannya,” tegas Sahat.

Pelabuhan Tanjung Priok mulai menerapkan Inapornet,  bulan Januari (22/2014). Peresmian penerapannya dilakukan oleh Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono.

Inaportnet adalah portal elektronik yang terbuka dan netral guna memfasilitasi pertukaran data dan informasi layanan kepelabuhanan secara cepat, aman, netral dan mudah yang terintegrasi dengan instansi pemerintah terkait, badan usaha pelabuhan dan pelaku industri logistik untuk meningkatkan daya saing komunitas logistik Indonesia.

Saat peresmian Inaporntet domestik Bambang Susantono mengatakan, salah satu upaya yang dianggap mampu meningkatkan Performansi Logistik Indonesia adalah pembenahan dari sisi soft infrastruktur yaitu penyediaan platform IT (Information Tecknolog) bagi komunitas logistik untuk bertukar data dan informasi secara terintegrasi.

Ketujuh perusahaan pelayaran itu meliputi perusahaan pelayaran yang sudah menerapkan sistem Inapornet adalah Tempuran Mas (Temas), SPIL (Salam Pasific Indonesia Line), Indonesia Fortune Lloys (IFL), Baruna Shiping Line, Tanto Intim Lines, Caraka Tirta Perkasa Line (CTP Line), Meratus.

Ketua DPC Indonesia National Shipowners’ Association (INSA), Alleson menyatakan perusahaan pelayaran lainnya masih mempersiapkan diri untuk mengikuti sistem ini. Diupayakan setiap bulannya ada perusahaan pelayaran yang akan mengintegrasikan dengan layanan Inapornet Domestik, sehingga pada semester satu tahun ini, anggota DPC INSA yang berjumlah 184 perusahaan pelayaran seluruhnya sudah terintegrasi.

“Sistem ini lebih mengefisiensikan pengurusan dokumen kedataangan dan keberangkaan kapal,” ungkap Allesaon. (AB)