Spekulasi tentang penyebab kecelakaan pesawat Sukhoi Super Jet 100 (SSJ-100) saat melakukan  joy flight di kawasan Gunung  Salak, Bogor, Jawa Barat terus saja bermunculan. Spekulasi yang berkembang sangat  beragam, mulai dari dugaan salah komunikasi antara pilot  dan petugas air traffic controller (ATC), perangkat navigasi gagal berfungsi, pesawat bermanuver keluar dari jalur penerbangan yang seharusnya, aksi pembajakan dan terorisme, hingga dugaan pilot “melarikan diri”  sebelum pesawat menabrak tebing. 

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bahkan sempat mendapat tuduhan “miring”.  Sejumlah pihak, di antaranya anggota Komisi I DPR, menganggap Kemenhub  sebagai pihak yang harus bertanggung jawab dalam kasus joy flight yang menewaskan  45 penumpang dan awak kru pesawat Sukhoi SSJ-100 tersebut. Alasannya, Sukhoi belum memegang  lisensi di Indonesia, tapi sudah boleh terbang. Begitu pula dengan pilotnya. Jika dibiarkan dan terus berkembang, tuduhan tersebut bisa bergulir liar. 
 
Semua pihak hendaknya tidak berspekulasi mengenai kecelakaan pesawat Sukhoi. Setiap keterangan atau informasi yang disampaikan kepada pers jangan sampai menimbulkan blunder yang akhirnya memicu polemik dan kontroversi. Kecelakaan Sukhoi SSJ-100  sedang diinvestasigasi Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Jadi, semua pihak mesti menunggu hasil investigasi  KNKT.

Hal yang berkaitan dengan  perizinan, sertifikasi, kelaikan terbang, dan hal-hal lainnya  seputar keabsahan penerbangan pesawat Sukhoi SSJ-100 yang melakukan  joy flight  dan akhirnya mengalami kecelakaan di Gunung Salak dapat dijelaskan semua. Perizinan  joy flight Sukhoi SSJ-100  melibatkan  tiga kementerian, yakni kementerian Luar Negeri untuk Diplomatic Clearance, Kementerian Pertahanan Keamanan untuk Security Clearance, dan Kementerian perhubungan untuk Flight Approval

Kita perlu meyakini bahwa  KNKT yang memimpin  tim investigator, dengan bantuan tim dari  Rusia, akan mampu mengungkap  penyebab kecelakaan, apalagi black box  SSJ-100  sudah ditemukan. Penyebab kecelakaan yaitu  human error  yang dinyatakan pihak Sukhoi baru merupakan  dugaan. Semua hal yang berkaitan dengan kecelakaan tersebut baru bisa diperoleh  setelah black box  dibuka. (JAB)