Yogyakarta – Berkeadilan dan berkelanjutan menjadi dua aspek penting yang menjadi dasar dari pembangunan infrastruktur transportasi yang dilakukan Pemerintah. Demikian ditekankan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, saat memberikan pidato ilmiah dalam rangka Hari Pendidikan Tinggi Teknik ke-74, Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Senin (17/2).

“Kita lihat sepuluh tahun kebelakang banyak sekali yang telah berubah, yaitu pembangunan Jawa sentris menjadi Indonesia sentris, pembangunan wilayah barat menjadi pembangunan wilayah tengah dan timur Indonesia, transportasi berbasis darat menjadi berbasis laut, dan lain sebagainya,” jelas Menhub.

Menhub mengatakan, makna berkeadilan yaitu pembangunan infrastruktur transportasi harus dilakukan guna kemakmuran dan kesejahteraan rakyat yang ada di seluruh wilayah Indonesia tanpa kecuali. Ia menambahkan, infrastruktur diperlukan untuk membuka aksesibilitas suatu daerah menjadi lebih mudah dijangkau, sehingga dapat mengurangi disparitas harga-harga barang/logistik, meningkatkan produktivitas daerah dan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi.

“Maka dari itu kita bangun infrastruktur melalui program Tol Laut, Tol Udara, Kapal Perintis, bandar udara keperintisan dan Pembangunan Infrastruktur Baru baik di Barat maupun Timur Indonesia,” jelas Menhub.

Menhub melanjutkan, transportasi yang berkelanjutan harus mencakup beberapa hal yaitu : keselamatan, tarif terjangkau, aksesibilitas tinggi, terpadu, kapasitas mencukupi, teratur, tertib dan rendah polusi.

“Untuk mewujudkan transportasi yang berkelanjutan, inovasi-inovasi perlu dilakukan. Misalnya, penggunaan teknologi ramah lingkungan di sektor transportasi seperti penggunaan kendaraan listrik dan pengembangan Green Port yang telah diterapkan di Pelabuhan Teluk Lamong Surabaya,” ungkap Menhub.

Dalam kesempatan tersebut, Menhub mengapersiasi Civitas UGM yang telah mengembangkan teknologi dan riset mobil bertenaga listrik. Menurutnya dunia pendidikan berperan besar dalam meningkatkan daya saing bangsa Indonesia.

“Dunia pendidikan tidak boleh hanya di kampus saja dan meneliti hal yang rutin, tapi bagaimana meneliti suatu breakthrough atau terobosan yang inovatif, kemudian mendapatkan hak paten yang dapat dihilirisasi oleh sektor industri, sehingga dapat menjawab kebutuhan masyarakat,” ungkap Menhub.

Pidato Ilmiah tersebut dihadiri oleh Rektor, Dekan, Dosen dan para mahasiswa dan mahasiswi UGM. Turut mendampingi Menhub, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Novie Riyanto, Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Nur Isnin, Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Ekonomi dan Investasi Transportasi Wihana Kirana, Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Komunikasi Adita Irawati, serta Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Internasional Abdul Hamid Dipopramono. (LNM/RDL/YSP)