JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi terus mendorong pengusaha angkutan barang untuk beralih dari jalan raya ke kapal. Hal ini disebut Menhub lebih ekonomis mengangkut truk dengan kapal selain dapat mengurangi kerusakan jalan akibat beban angkutan barang yang seringkali melebih kapasitas jalan.

"Saya senang, menggunakan kapal lebih ekonomis dibanding menggunakan jalan. Karena apa? Satu, karena sparepart, kedua karena (ongkos) tol, ketiga karena solar (bahan bakar mesin) lebih irit, dan keempat terhindar dari pungutan liar di jalan. Jadi totalitas meskipun dia bayar 1,2 juta itu tetap lebih murah," kata Menhub Budi saat ditemui usai meninjau kapal penyeberangan lintasan Pelabuhan Tanjung Priok-Pelabuhan Panjang Lampung, di Pelabuhan Tanjung Priok, Minggu (26/2) sore.

Menhub mengatakan saat ini sudah terdapat 3 kapal yang melayani lintasan Tanjung Priok-Pelabuhan Panjang, "sekarang sudah ada 3 kapal minimal sehari, artinya paling tidak ada 500 truk yang diangkut Jakarta-Panjang dan Panjang-Jakarta," ucapnya.

Dengan adanya pelayanan penyeberangan dengan kapal ini Menhub menyebut lebih ekonomis khususnya bagi pemilik truk-truk yang mengangkut barang.

Ke depan Menhub berencana akan membuat konsep serupa di kota-kota lain, "Kita sudah buat juga yang dari Surabaya ke Lembar, sekarang kita tinggal pikirkan bagaimana Panjang-Jakarta-Semarang-Surabaya-Padangbai-Lembar itu menjadi satu anchor," paparnya.

Tentang konsep ini dijelaskan Menhub berawal dari kekhawatirannya melihat ribuan truk yang melintas di jalan setiap harinya sehingga menyebabkan kerusakan jalan tidak dapat lagi terelakkan.

"Info dari Aptrindo ada 12000 truk yang bergerak dari Jakarta menuju Surabaya, bayangkan, sementara ada 1200 truk yang melintasi pulau Bali. Kita berusaha kalau bisa dari Surabaya langsung ke Padangbai tidak melewati jalan di Bali." jelasnya.

Menhub akan menerapkan law enforcement khususnya pada fungsi jembatan timbang. Dengan begitu diharapkan kendaraan angkutan barang tidak lagi membawa beban melebihi ketentuan, sehingga biaya perawatan jalan akan jauh lebih rendah. Menhub mengaku mendapat dukungan dari asosiasi truk, dan perusahaan logistik, dengan konsep ini semua pihak akan sama-sama diuntungkan.


RO-RO JAKARTA SURABAYA BEROPERASI 1 MINGGU SEBELUM PUASA

Menhub Budi mentargetkan kapal Ro-Ro lintas Jakarta-Surabaya harus sudah beroperasi waktu 1 minggu sebelum puasa, "Kita ingin sebelum puasa, Jakarta-Surabaya sudah berangkat," ujar Menhub Budi

Diakui Menhub saat ini masih terdapat sejumlah kendala dalam pengoperasian kapal Ro-Ro Jakarta-Surabaya di antaranya belum adanya kapal yang memadai dan penentuan tarif. Terkait penentuan tarif kata Menhub ini bergantung pada tingkat okupansi.

"Kalau okupansi rendah, kecepatan kapal rendah, pasti okupansi kecil. Kalau okupansi kecil, harga tinggi," ujar Menhub.

Menhub meminta kepada PT ASDP untuk melayani lintasan ini dengan menggunakan kapal yang memiliki kecepatan di atas 20 knot agar waktu tempuhnya cepat. Menhub mengatakan dengan dioperasikan kapal Ro-Ro lintasan Jakarta-Surabaya nantinya akan dapat memindahkan 20 persen atau sekitar 2400 kendaraan (truk) dari jalan raya ke kapal Ro-Ro. (GD/TH/BS/JAB)