(Solo, 27/09/09) Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal meresmikan peluncuran Kereta Api (KA) Wisata Uap "Sepur Kluthuk Jaladara" di Solo, Jawa Tengah, Minggu (27/9). Peluncuran tersebut dilakukan di halaman kantor Wali Kota Surakarta, yang juga dilintasi jalur KA wisata, Jalan Slamet Riyadi.


Menhub Jusman dalam pidato sambutannya mengatakan, pengoperasian KA wisata uap ini merupakan inisiatif Pemerintah Kota Surakarta dalam rangka pengembangan wisata budaya dan pariwisata lokal.


Menurut Menhub, KA wisata ini sangat istimewa, karena tidak hanya untuk menarik wisatawan, tetapi juga memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan. "Murid-murid sekolah, mulai SD hingga SMA, bisa bisa memelajari James Watt bicara tentang mesin uap dan perkembangan teknologi," jelas Menhub.


Di sisi lain, Menhub menambahkan, pengoperasian KA wisata di atas jalur tua yang membelah Kota Solo tersebut mendukung upaya pemerintah pusat dalam merealisasikan program revitalisasi perkeretaapian nasional. "Jalur-jalur KA yang sebelumnya mati dan tidak produktif, dihidupkan kembali. Dan, jalur yang digunakan ini adalah satu-satunya jalur KA di tengah kota yang masih ada saat ini," ungkap Menhub.


Ditambahkan Menhub, selain memfasilitasi KA wisata Jaladara, jalur tersebut juga akan dimanfaatkan untuk pengoperasian KA reguler rute Solo-Wonogiri.


KA Jaladara yang dilengkapi dua kereta penumpang klasik yang terbuat dari kayu jati berkapasitas 80 tempat duduk itu dijadwalkan melayani masyarakat sebanyak delapan kali perjalanan dalam sebulan, setiap Sabtu dan Minggu. Rute yang akan ditempuh adalah Purwosari-Solokota melintasi Jalan Raya Slamet Riyadi sepanjang 6 Kilometer.


Sebagai mesin penggerak, Pemkot Surakarta mendaulat lokomotif uap Lok C1218 rakitan Jerman tahun 1898 yang telah direhabilitasi. Baik gebong maupun lokomotif uap KA Jaladara merupakan hasil peninggalan Belanda yang dikoleksi Museum KA Ambarawa di Semarang.


Untuk mengoperasikan KA wisata ini, Pemkot Solo Pemkot Surakarta akan bekerjasama dengan PT Kereta Api (PT KA) Daerah Operasi (Daops) VI Jogjakarta. Tarif yang akan dikenakan per penumpang sebesar Rp 100 ribu per orang. KA Jaladara memiliki delapan halte pemberhentian, yaitu Solo Grand Mal, Loji Gandrung, Sriwedari, Dalem Wuryaningratan, Pasar Pon, Gladak, dan Sangkrah.


Wali Kota Surakarta Joko Widodo menjelaskan, dalam filosofi pewayangan, "Kereta Jaladara" adalah nama kereta pusaka milik dewa yang diberikan kepada Raden Narayana atau Prabu Kresna untuk dipergunakan dalam membasmi angkara murka.


"Kami yakin keberadaan KA wisata ini akan memicu daya tarik wisatawan untuk meningkatkan kunjungan ke Kota Solo," jelas pria yang akrab disapa Jokowi tersebut.


Dia juga berharap, ke depan KA wisata Jaladara bisa dikelola oleh pihak ketiga yang dapat benar-benar mengerti tentang dunia kepariwisataan. Di sisi lain, pihak ketiga itu juga harus memiliki jaringan yang luas di kalangan biro perjalanan wisata maupun perhotelan.


Masyarakat Tumpah Ruah


Keberadaan KA Wisata Jaladara tampaknya tidak hanya menjadi kebanggaan Pemkot Surakarta. Masyarakat Kota Batik itu juga tampak sangat antusias menyambut kehadirannya. Terbukti, saat peluncuran dilakukan, areal di sekitar lokasi peresmian disemuti masyarakat. Bahkan sebagian besar dari mereka telah memadati pedestrian dan jalan raya di  sekitar kantor wali kota sejak pagi.


"Saya sangat senang sekali dengan adanya KA wisata ini. Saya yakin, keberadaannya bisa menaikkan pariwista Kota Solo dan memicu antusiasme wisatawan untuk berkunjung ke sini," ujar Subakir (41), warga Sumber, Solo, yang saat itu tengah membawa putrinya.


Namun, pria yang berprofesi sebagai guru sekolah itu menlai bahwa tarif Rp 100 ribu per penumpang yang dikenakan Pemkot Surakarta terlalu tinggi. Dia berharap tarif tersebut bisa dikurangi agar masyarakat berekonomi rendah dan menengah seperti dirinya bisa turut merasakan nikmatnya berwisata dengan KA uap.


"Idealnya antara Rp 20 ribu sampai Rp 25 ribu. Kalau Rp 100 ribu masih sangat terlalu mahal. Seperti saya yang beranak dua, butuh Rp 400 ribu kalau mau naik sekeluarga bersama istri," tandasnya.


Dikonfirmasi mengenai hal tersebut, Menhub meyakini bahwa Pemkot Surakarta tidak asal dalam melakukan penetapan tarif KA wisata tersebut. "Pasti sudah dipertimbangkan aspek ekonomisnya dengan mengacu pada biaya operasional yang harus dikeluarkan," uajr Menhub, seraya menambahkan bahwa pengenaan tarif tersebut merupakan otoritas penuh Pemkot Surakarta selaku pengelola.


Usai peresmian, Menhub yang didampingi Dirjen Perkeretaapian Tundjung Inderawan dan Dirjen Perhubungan Darat Suroyo Alimoeso bersama Jokowi sempat mencoba KA Jaladara menelusuri jalur antara kantor  walikota hingga kompleks industri batik Kauman. KA yang membawa Menhub dan rombongan itu juga sempat berhenti di kedai batik Danar Hadi, salah satu produsen batik terbesar di Solo. (DIP)