(Depok, 19/08/2010) Menteri Perhubungan, Freddy Numberi, Kamis, 19 Agustus 2010 meresmikan pengoperasian Kereta Khusus Wanita (KKW) dan Kereta Rel Listrik (KRL) seri 7000 di Depo Depok, Jawa Barat. "Pengoperasian Kereta Khusus Wanita merupakan terobosan baru sebagai wujud pelayanan transportasi Kereta Api kepada publik pengguna kereta api," kata Menhub.

Menhub menegaskan bahwa PT. Kereta Api (PT. KA) (Persero) dan PT. Kereta Api Commuter Jabodetabek (PT. KCJ) sudah seharusnya tidak memikirkan soal profit saja, tetapi harus juga memperhatian key performance indicator (KPI), yang antara lain diwujudkan dalam aspek-aspek pelayanan, dan pemeliharaan yang baik. Aspek pelayanan tersebut salah satunya diwujudkan dengan pengoperasian Kereta Khusus Wanita (KKW) dan Kereta Rel Listrik (KRL) seri 7000 yang ramah lingkungan, karena menggunakan hydrocarbon sebagai Freon AC untuk menyejukan ruangan-ruangan gerbongnya. KRL seri 7000 merupakan KRL pertama yang menggunakan hydrocarbon yang relatif lebih ramah lingkungan, hasil kerja dari Balai Yasa Manggarai.

Dengan adanya pemisahan tempat antara penumpang laki-laki dengan perempuan melalui peluncuran KKW, diharapkan kaum perempuan pekerja dan yang berpergian dengan anak kecil (sampai usia 10 tahun) akan merasakan keamanan dan kenyamanan saat menggunakan KRL, sehingga akan menarik lebih banyak kaum perempuan yang selama ini menggunakan moda transportasi lain untuk melakukan perjalanan dengan kereta api.

KKW yg menggunakan KRL seri 7000 ini akan dioperasikan melayani lintas Jakarta Kota - Bekasi, Jakarta Kota - Bogor dan Tanah Abang - Serpong. Gerbong khusus perempuan akan ditempatkan di paling depan dan paling belakang dalam satu rangkaian kereta api, dengan stiker yang menandakan bahwa gerbong tersebut adalah khusus untuk perempuan.

Dalam konferensi pers yang dilaksanakan di atas KRL seri 7000 dalam perjalanan dari Depo Depok menuju Stasiun Gambir, Menhub juga mengingatkan agar PT. KCJ dapat menjamin keselamatan, keamanan dan kenyamanan bagi pengguna KKW.

"Para wanita  yang bekerja dan wanita yang pergi sendirian dengan membawa anak mendapatkan jaminan keselamatan, keamanan dan kenyamanan dengan adanya kereta khusus wanita ini," ujar Menhub.

Menhub menegaskan agar PT. KCJ menempatkan petugas keamanan dengan jumlah yang memadai selama perjalanan kereta api agar dapat mencegah pihak-pihak tertentu yang berniat melakukan kejahatan terhadap para penumpang KKW.

Sejalan dengan hal itu, di tempat yang sama, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari menyatakan bahwa keberadaan KKW mendukung program Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam menekan angka kasus tindak kekerasan terhadap perempuan, khususnya tindakan pelecehan seksual.

"Kereta Khusus Wanita merupakan wujud kepedulian Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perhubungan dan PT. KCJ dalam pencegahan kasus kekerasan terhadap perempuan, dimana pelecehan seksual merupakan salah satu bentuk tindak kekerasan. Gerbong khusus untuk perempuan merupakan bentuk kebijakan khusus untuk melindungi perempuan dari perlakuan kekerasan di dalam kereta api," ujar Meneg PP.

Meneg PP juga mengharapkan agar kebijakan ini terus berlaku sampai ada perubahan pola pikir bahwa perempuan bukan merupakan objek tindak kekerasan seksual, tetapi merupakan partner yang setara dalam segala bidang kehidupan dengan kaum lelaki.

Direktur Utama PT. KA (Persero), Ignatius Jonan dan Direktur Utama PT. KCJ, Bambang Wibiyanto menyatakan hal yang sama bahwa pengadaan KA ini idenya datang dari para pengguna angkutan KRL, dan merupakan respons bersama terhadap permintaan pengguna kereta api. KKW merupakan salah satu program PT. KCJ dalam rangka peningkatan pelayanan kepada publik pengguna KA, khususnya kaum perempuan.

Optimalisasi KA Mengatasai Kemacetan

Sementara itu, untuk mengatasi masalah kemacetan lalu lintas di wilayah Jabodetabek, Kementerian Perhubungan bersama-sama sejumlah Pemerintah Daerah (DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten) serta PT. KA (Persero) dan PT. KCJ beberapa waktu lalu menyusun program peningkatan pelayanan angkutan massal terpadu di wilayah Jabodetabek, di antaranya dengan mengoptimalkan peran angkutan KA di Jabodetabek.

Untuk itu, Kemenhub telah menyusun program dalam mewujudkan target angkutan penumpang KA di wilayah Jabodetabek sebesar 3 juta penumpang/hari pada tahun 2014 dengan menyusun langkah-langkah strategis di antaranya peningkatan jumlah armada dari 418 unit menjadi 1600 unit dengan jumlah perjalanan 1218 rute per hari dan headway 5 menit. Dengan pengadaan KRL seri 7000 ini diharapkan secara bertahap dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Jabodetabek akan sarana transportasi KA.

Pada tahun 2010, PT. KCJ memprogramkan penambahan armada sebanyak 118 unit KRL yang terdiri dari pengadaan melalui PT. KCJ sendiri sebanyak 40 unit seri 7000, 50 unit seri 05 dan 8 unit dari bantuan Kemenhub, serta rencana pengadaan sebanyak 20 unit seri 6000 oleh PT. KCJ.

Pada 13 Agustus 2010, telah berhasil didatangkan 40 unit KRL seri 7000 dan 20 unit KRL seri 05. KRL seri 7000 adalah rangkaian KRL seri kedua yang menjadi bagian dari keseluruhan program penambahan KRL oleh PT. KCJ dimana rangkaian pertama adalah 8 unit seri 8000. Total yang telah dimiliki PT. KCJ adalah 24 unit dari rencana 118 unit di tahun 2010. Jika ditambah dengan total jumlah armada dari PT. KA (Persero) yang jumlahnya 386 unit, maka SO sekarang ini adalah 410 unit. Jumlah armada ini melayani 450 ribu penumpang per hari. Idealnya, jumlah penumpang sebanyak itu harus dilayani minimal 500 unit KRL.

Turut hadir dalam acara tersebut: Anggota Komisi V DPR-RI, Michael Wattimena; Perwakilan Menteri Negara BUMN; Perwakilan Menteri Negara Lingkungan Hidup; Direktur Jenderal Perkeretaapian, Tundjung Inderawan, dan segenap jajaran Muspida Depok. (RD)