JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan progres pembangunan proyek jalur kereta api dwi ganda atau lebih dikenal dengan Double-Double Track (DDT) sudah mencapai 40%. Hal tersebut disampaikan Menhub saat melakukan peninjauan di Stasiun Tebet, Stasiun Manggarai dan Stasiun Jatinegara pada Minggu (23/1).

"Saat ini progres untuk paket A sebesar 39,7%, Paket B2-1 sebesar 35,7%. Tadi saya dapat laporan pembebasan tanah sedang dilakukan koordinasi dan akan dibebaskan sesuai dengan ketentuan yang berlaku," jelas Menhub.

Berkaitan dengan perencanaan, proyek DDT dibangun untuk memisahkan angkutan kereta api commuter line Jabodetabek dengan kereta api jarak jauh dan menengah sehingga tidak terjadi lagi keterlambatan perjalanan kereta api commuter line Jabodetabek dikarenakan jalurnya terpisah dengan jalur kereta api jarak jauh dan menengah.

"DDT ini akan membuat level of service baik KRL maupun kereta api jarak jauh menjadi lebih baik, karena nanti keluar kota stasiunnya hanya dua yaitu di Jatinegara dan Manggarai, tidak ada lagi di Gambir, jadi kereta api nanti tidak masuk ke dalam kota sehingga tidak ada crossing antara pergerakan kereta api luar kota dan kereta api dalam kota," terang Menhub.

Terkait pendanaan, Menhub mengatakan waktu pinjaman akan berakhir pada akhir Agustus 2017.

"Perpanjangan pinjaman dari JICA akan berakhir pada Agustus ini, nanti kita akan substitusi sebagian dengan APBN sebanyak 20% pada tahun anggaran 2018," ujar Menhub.

Proyek DDT sendiri terbagi menjadi 3 paket dengan total jalur sepanjang 35,8 km yaitu Paket A antara Manggarai s/d Jatinegara, Paket B-21 antara Jatinegara-Bekasi, dan Paket B1 antara Bekasi-Cikarang.

Menhub Minta Dishub DKI Kembangkan 17 Titik TOD

Sementara itu terkait dengan kegiatan integrasi antarmoda yang menjadi konsep konektivitas di perkotaan, Menhub meminta Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta untuk mengembangkan 17 titik Transit Oriented Development (TOD) di wilayah Jabodetabek.

Tujuh belas titik TOD yang dikembangkan adalah Stasiun Depokbaru, Stasiun Pasarminggu, Stasiun Durenkalibata, Stasiun Cawang, Stasiun Tebet, Stasiun Manggarai, Stasiun Jatinegara, Stasiun Sudirman, Stasiun Karet, Stasiun Tanahabang, Stasiun Palmerah, Stasiun Kebayoran, Stasiun Juanda, Stasiun Cikini, Stasiun Jakartakota, Stasiun Grogol, dan Stasiun Klender.

"Ada suatu eskalasi kenaikan penumpang yang menggunakan antarmoda antara kereta api dengan Transjakarta dari 25.000 penumpang menjadi 37.000 penumpang. Untuk itu saya minta Dishub DKI Jakarta untuk menyelesaikan TOD dalam dua minggu kedepan," jelas Menhub.

Menhub menambahkan jika TOD ini berjalan dengan baik akan membuat perpindahan penumpang menjadi lebih efisien.

"TOD atau manajemen lalu lintas ini harus digarap secara baik. Saya ingin penumpang dari satu moda ke moda lain movementnya efisien. Oleh karenanya kita ada 17 titik di seluruh Jakarta yang akan kita kembangkan, kita detailkan supaya konektivitas antar moda terutama antara TransJakarta dan KRL jadi lebih bagus. Baru nanti kita berpikir ke moda-moda yang lain," terang Menhub.

Lebih lanjut beberapa persiapan penunjang stasiun telah dilakukan diantaranya pembuatan underpass agar penumpang atau warga sekitar stasiun tidak melewati jalur kereta api untuk menyeberang.

Turut hadir dalam kunjungan Menhub diantaranya Kepala BPTJ Bambang Prihartono, Kepala Badan Litbang Perhubungan Umiyatun Hayati, Staf Ahli Bidang Teknologi, Lingkungan dan Energi Perhubungan Prasetyo Buditjahjono, Kepala Dishub DKI Jakarta Andri Ansyah, Direktur Utama PT.KAI (Persero) Edi Sukmoro, Direktur Utama PT.KCJ Muhammad Nurul Fadhila. (LFH/TH/BS/JAB)