SEMARANG - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta kepada taruna yang menempuh pendidikan di sekolah-sekolah Perhubungan untuk meninggalkan budaya kekerasan. Menurutnya, kedepan budaya yang harus ditanamkan adalah budaya kekeluargaan, kebersamaan yang penuh kasih sayang antara siswa senior dan juniornya.

"Saya disini menyatakan semua taruna untuk tinggalkan cara-cara lama yang tidak heroik. Tinggalkan cara-cara senior itu lebih hebat lalu melakukan tindakan kekerasan kepada juniornya. Masa depan itu adalah keberadaban yang penuh kekeluargaan, kebersamaan dan kasih sayang," tegas Menhub Budi di depan para Taruna Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang, Kamis (12/1).

Menhub Budi mengungkapkan, tidak segan-segan untuk memberhentikan, jika ada taruna senior yang melakukan kekerasan terhadap juniornya. Ia mengatakan juga akan melakukan hal yang sama kepada dosen-dosen dan pengelola sekolah, jika tidak mampu mengawasi.

"Kami semua akan menerapkan ketentuan itu secara taat. Kalau ada senior yang melakukan lagi, akan kita berhentikan. Tuntut pidana bila ada hukum yang dilanggar. Juga kepada dosen-dosen jika tidak mampu mengawasi," ungkapnya.

Lebih lanjut, Menhub Budi mengatakan, seharusnya para taruna memiliki sikap yang tidak hanya tegas, tapi juga pandai berdialog, ramah, dan berasahabat, kekeluargaan, dan yang tidak kalah penting adalah murah senyum. Kemampuan itu perlu dimiliki karena para taruna ini nantinya adalah sebagai duta-duta Indonesia yang bekerja baik di dalam negeri maupun luar negeri yang dapat memberikan kesan yang baik di mata duna.

"Saya ingin kalian menjadi patriot yang punya kewibawaan. Karena saat anda menjadi duta bangsa di luar negeri, yang seharusnya kelihatan adalah kemampuan anda berdialog, senyum, ramah. Bukan budaya kekerasan dan arogan. Katanya Indonesia orangnya ramah, murah senyum, tapi kok malah keras," jelasnya.

Menhub Budi berpesan kepada para Taruna, untuk menjadi sukses bukan dengan cara jago-jagoan. Ia yakin jika hal itu dapat diubah, para taruna akan menjadi orang-orang yang membanggakan bagi bangsa dan negara.

Harus Konsisten dan Tegas Terapkan Peraturan

Menhub meminta kepada jajarannya, agar kedepan lebih konsisten dan tegas dalam menerapkan peraturan yang sudah ada. Ia mengingatkan, agar beberapa peraturan yang diterapkan baik berupa peraturan Menhub, Surat Edaran, Surat Teguran yang dikeluarkan untuk meningkatkan pengawasan di dalam pendidikan sekolah-sekolah perhubungan, diperhatikan dan dilaksanakan dengan baik dan sungguh-sunguh demi masa depan sekolah yang keberadannya sangat dibutuhkan ini.

"STIP, PIP, dan seluruh sekolah - sekolah yang ada di Kemenhub ini adalah sekolah bagus. Sekolah yang mempunyai prestasi, sekolah yang sudah menghasilkan duta-duta bangsa. Banyak sudah memberikan devisa kepada negara. Kalau tiba - tiba ini menjadi hilang, diciderai, bahkan di tutup. Itu sayang sekali. Karena ini adalah potensi bangsa," urainya.

Terkait sistem pendidikan yang bergaya militer, Menhub menyatakan bahwa yang menjadi masalah bukan gaya militernya, tetapi cara-cara penerapannya yang salah.

"Militer itu justru bagus. Melatih kedisiplinan. Yang salah ada caranya. Misalnya, anak junior yang baru masuk, atau kalau mau masuk anggota drum band, harus dipukul 10 kali dulu baru bisa masuk anggota. Itu yang tidak benar," imbuhnya.

Kedepan, Menhub juga meminta kepada jajarannya, termasuk kepada para taruna untuk lebih kreatif dalam menujukkan hal-hal positif kepada masyarakat luas melalui media seperti, website, media sosial dan media lainnya.

"Kita juga harus tunjukkan kepada masyarakat bahwa sekolah ini juga memiliki banyak prestasi yang bisa dibanggakan. kita bisa buat program kreatif seperti pentas seni, pentas sosial media agar mereka eksis di masyarakat," tandasnya. (RDL/TH/BS/BSE)