CILACAP - Pengembangan Bandara Tunggul Wulung di Cilacap, Jawa Tengah masih menghadapi sejumlah kendala. Salah satu kendala yang utama, menurut Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi adalah cerobong PLTU yang mengganggu ruang udara kalau landas pacu mau diperpanjang. Demikian disampaikan Menhub usai meninjau Bandara yang terletak di Kelurahan Tritih Lor, Kecamatan Jeruk Legi, Cilacap, Minggu (6/8),

"Bandara ini punya persoalan sedikit, nanti kami akan bicarakan dengan PLN berkaitan dengan obstacle (hambatan) yang di sana," kata Menhub.

Obstacle yang dimaksud yaitu cerobong asap milik Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PT PLN (Persero) yang dianggap berpotensi mengganggu keselamatan penerbangan.

Sementara itu, Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara Tunggul Wulung Faisal Marasabessy mengungkapkan dengan adanya obstacles tersebut, Bandara Tunggul Wulung nantinya hanya dapat melayani pesawat maksimal sejenis ATR-72 dan tidak bisa didarati pesawat berbadan lebar sekelas Boeing 737.

Selain cerobong asap milik PLTU, Faisal menyebut ada beberapa kendala lainnya. "Permasalahan yang juga dihadapi adalah sebagian warga yang masih menyeberang melalui landasan, karena tidak ada fasiltas jalan bagi warga, lahan untuk perpanjangan runway belum dibebaskan, adanya lahan bandara yang belum dapat disertifikatkan, dan kelengkapan fasilitas pendukung bandara," ujar Faisal.

Saat ini Bandara Tunggul Wulung memiliki panjang runway atau landas pacu berukuran 1.400 meter x 30 meter, taxiway 110 meter x 18 meter, dan apron berukuran 190 meter x 96,5 meter yang dapat menampung hingga 3 pesawat sekelas ATR-72.

Rencananya ke depan runway Bandara Tunggul Wulung akan diperpanjang hingga 1.800 meter. Lebih lanjut disebutkan Faisal, dalam waktu dekat maskapai Wings Air akan melayani penerbangan ke Bandara Tunggul Wulung dari Bandara Halim PK, Jakarta. Saat ini hanya terdapat 1 maskapai komersial, Susi Air yang melayani di Bandara Tunggul Wulung.

Turut hadir dalam kunjungan di Bandara Tunggul Wulung adalah Direktur Jenderal Perhubungan Udara Agus Santoso, Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji, Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin, dan sejumlah pejabat daerah terkait. (GD/TH/BS/HA)