BAWEAN - Untuk pertama kalinya lapangan terbang Harun Tohir di Pulau Bawean Kabupaten Gresik didarati oleh pesawat King Air Kalibrasi GT 200. Pesawat Kalibrasi milik Kementerian Perhubungan itu membawa Menteri Perhubungan Ignasius Jonan beserta rombongan.

Pesawat baling-baling warna putih dengan kombinasi biru itu mendarat mulus di landasan yang memiliki panjang 930 meter. Bupati Gresik Sambari Halim Radianto bersama unsur Muspida Gresik menyambut di pinggir landasan. Sementara itu masyarakat Bawean sangat antusias menyaksikan pesawat yang baru pertamakali mendarat di pulau yang menjadi bagian dari Kabupaten Gresik itu dari pinggir pagar bahkan ada yang naik di pohon-pohon yang ada di pinggir lapangan terbang.

Menteri Perhubungan yang didampingi Direktur Angkutan Udara Ditjen Perhubungan Udara Moh. Alwi dan Staf Khusus Menhub Bidang Keterbukaan Informasi Publik Hadi M. Djuraid kemudian melakukan serangkaian pembicaraan dengan Bupati Sambari dan sempat meninjau terminal yang tidak terurus. Menhub minta agar keberadaan terminal dan area bandara dibersihkan serta mengecat kembali bangunan yang mulai kusam.

Menhub mengatakan, lapangan terbang Harun Tohir di Pulau Bawean diperkirakan akan mulai beroperasi secara komersial paling lambat pada awal Januari 2016. November, Kemenhub akan melakukan lelang terbuka kepada maskapai penerbangan nasional yang akan menerbangi rute perintis lapangan terbang Harun Tohir. Maskapai yang menerbangi rute perintis ini nantinya akan mendapat subsidi dari pemerintah.

"Jika sudah ada pemenangnya maka kami akan menyiapkan seluruh kelengkapan bandara mulai dari peralatan navigasi, radio, ATCS, infrastruktur serta penunjang bandara lainnya termasuk petugas keamanan," kata Jonan.

Jika maskapai yang akan menerbangi sudah ditunjuk, infrastruktur sudah selesai, maka lapangan terbang tersebut sudah bisa diterbangi pesawat komersial pada Desember atau paling lambat Januari 2016. Selama ini masyarakat Pulau Bawean yang akan ke Jawa harus menggunakan kapal feri yang menempuh waktu sekitar 9 jam dan kapal cepat 3 jam bahkan bisa 5 jam jika ombak kurang bersahabat.

Subsidi kepada maskapai akan diberikan. Jika tidak disubsidi maka harga tiket akan menjadi mahal. "Nantinya tiket akan disubsidi oleh pemerintah agar maskapai tertarik untuk melayani penerbangan dari dan ke Pulau Bawean, supaya harga tiket terjangkau oleh masyarakat," kata Jonan.

Karena saat ini panjang landasan hanya 930 meter maka hanya pesawat dengan maksimal penumpang 10-16 orang saja yang bisa mendarat. Karena penumpang yang dibawa hanya sedikit tentunya saja akan berdampak pada harga tiket yang jatuhnya akan mahal.

Jika landasan pacu sudah diperpanjang menjadi 1.400 maka lapangan terbang Harun Tohir akan bisa didarati oleh pesawat berkapasitas 60 penumpang. Harga tiket pun bisa ditekan menjadi Rp 200.000 hingga Rp 300.000 dari harga tiket Rp 500.000.

Oleh karenanya, Menhub minta kepada Bupati Gresik untuk segera melakukan pembebasan tanah sehingga perpanjangan dan pelebaran landasan serta pembangunan terminal bisa segera dilakukan. Jika Pemda Gresik mengalami keterbatasan dana, pemerintah pusat siap untuk mengucurkan dana APBN.

Bupati Gresik Sambari Halim Radianto berjanji akan memenuhi permintaan Menhub terkait perbaikan infrastruktur lapangan terbang, termasuk juga membantu pembebasan lahan agar landasan pacu bisa dibangun menjadi 1.400meter.

Dengan adanya aktifitas penerbangan, Bupati Sambari berharap akan banyak berdatangan turis lokal dan mancanegara untuk menikmati keindahan wisata pulau Bawean yang pada akhirnya meningkatkan perekonomian pulau tersebut. (JO)