JAKARTA – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi didampingi Dirjen Perkeretaapian Prasetyo Boeditjahjono bertemu dengan Direktur Utama Kereta Api Rusia, Mr Oleg Belozerov dan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, His Excellency Mr Mikhail Yurievich Galuzin di Bandara Halim Perdana Kusuma sesaat sebelum memulai perjalanannya ke Miangas dan Natuna pada Rabu (5/10). Selain untuk membina hubungan antara kedua negara, pertemuan tersebut membahas rencana kerjasama pengembangan industri kereta api khususnya perkeretaapian di Kalimantan.

“Indonesia dan Rusia memiliki hubungan historis, dan kerjasama dalam bidang pengembangan industri perkeretaapian ini adalah dalam rangka menjaga dan meningkatkan hubungan tersebut”, ujar Menhub Budi.

Lanjutnya dikatakan Kementerian Perhubungan sangat komit dan bertanggungjawab atas pembangunan infrastruktur transportasi di Indonesia dalam upaya membangun perekonomian nasional. Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur perkeretaapian di Kalimantan merupakan suatu keniscayaan dalam pembangunan ekonomi di Kepulauan Kalimantan.

Terkait pembangunan infrastruktur perkeretaapian di Kalimantan, Menhub Budi mengatakan ada perubahan lokasi pembangunan dengan mempertimbangkan aspek ekonomi wilayah, “Borneo Railways Project yang semula di Kalimantan Tengah dipindah ke Kalimantan Timur, hal ini disebabkan bisnis batubara di Kalimantan Tengah kurang baik dan tidak memiliki substitusi”, ucap Menhub Budi.

“Saya sudah bicara dengan Gubernur Kalimantan Timur terkait masalah dan beliau sangat antusias untuk mendukung rencana ini karena jika batubara bermasalah akan dialihkan ke penumpang terus diarahkan ke tengah untuk mendapat tambahan barang atau minyak”, tegas Menhub Budi. Lebih lanjut Menhub Budi meminta agar Tim Rusia bersama Ditjen Perkeretaapian berdiskusi dengan Gubernur Kalimantan Timur tentang hal ini untuk lebih rincinya.

Pemerintah akan segera merealisasikan pembangunan infrastruktur perkeretaapian Trans Kalimantan yang akan dimulai dari Balikpapan – Kabupaten Penajam Paser Utara – Kabupaten Paser – Kabupaten Kutai Barat sepanjang 203 kilometer dengan nilai investasi sebesar USD 2.423,11 juta. Dengan adanya perkeretaapian di Kalimantan diharapkan akan dapat mendukung industri batu bara di Kalimantan khususnya arus perpindahan batu bara dari tambang ke pelabuhan sehingga dapat mengurangi beban jalan raya. Jalur lintasan kereta api ini nantinya akan dilengkapi jalur tenaga listrik tegangan tinggi di sepanjang jalur kereta api.

Selain di Kalimantan, Kementerian Perhubungan menawarkan kerja sama dengan pihak Rusia untuk pengembangan perkeretaapian pada lintas Surabaya – Malang. Saat ini, pergerakan orang dan barang yang cukup tinggi terjadi antara kedua kota di Jawa Timur tersebut. Namun kondisi jalur kereta api yang masih berupa single track, mengakibatkan sulitnya penambahan kapasitas lintas dan frekuensi kereta api untuk mengakomodasi pergerakan pada lintas tersebut. Hal ini menjadi dasar pertimbangan untuk memprioritaskan pengembangan pada lintas sepanjang 251 km tersebut. (SNO)