Jakarta. Pemerintah telah menetapkan tiga destinasi utama pariwisata Indonesia sebagai destinasi baru dimana ini termasuk dalam program prioritas nasional yaitu Yogyakarta, Danau Toba, dan Mandalika di Lombok.

Untuk mendukung hal itu, Kementerian Perhubungan akan berupaya maksimal mempersiapkan infrastruktur transportasi menuju daerah-daerah tersebut.

“Pemerintah memang sedang menetapkan tiga destinasi yang menjadi destinasi baru, kita bicara Danau Toba, Mandalika dan Borobudur. Itu beberapa yang menjadi potensi kita dan perlu all out dalam membangun tiga daerah itu,” kata Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dalam Rapat Koordinasi Bidang Pariwisata Tingkat Nasional DPP PDI Perjuangan, di Jakarta (30/9).

Menhub menjelaskan untuk mendukung Yogyakarta sebagai destinasi utama pariwisata, Bandara Kulonprogo akan beroperasi pada 2019 sehingga diharapkan pariwisata di Yogyakarta akan meningkat.

“Bandara di Kulonprogo kita harapkan mulai beroperasi 2019 akan mendukung wisata di Yogyakarta, Solo, dan Semarang akan kita koneksikan. Jadi kita harapkan Yogyakarta akan mendapatkan konektivitas internasional dan tentunya dengan begitu pariwisatanya akan meningkat, kita harapkan Yogyakarta jadi Bali kedua. Kita akan coba bangun alternatif dan fasilitasnya," jelas Menhub.

Selain Yogyakarta, terkait pariwisata Danau Toba di Sumatera Utara, Menhub mengungkapkan pada 28 Oktober 2017 Bandara Silangit akan resmi menjadi bandara berskala internasional.

“28 Oktober 2017 akan kita resmikan Bandara Silangit menjadi bandara internasional, nanti akan ada penerbangan pertama dari Singapura menuju Silangit, ini akan menjadi suatu destinasi yang baik,” ujarnya.

Untuk itu Menhub berharap kepala daerah ikut berperan dalam melakukan perbaikan agar pariwisata di daerahnya akan semakin kuat.

Sama dengan dua daerah sebelumnya, di Mandalika, Lombok, Kementerian Perhubungan juga akan mengembangkan sektor transportasi udara untuk mendukung Mandalika sebagai destinasi utama pariwisata Indonesia.

“Kita akan promote Mandalika, Lombok menjadi bandara LCCT (low cost carrier terminal), jadi kita akan kerjasama kalau bisa dengan satu negara dari Timur Tengah dan ini segmentasinya LCC supaya wisatawan yang relatif (kelas) menengah bisa masuk ke sana,” ungkap Menhub.

Pada kesempatan yang sama Menteri Pariwisat Arief Yahya menyebut sektor pariwisata menjadi sektor penyumbang devisa terbesar kedua bagi Indonesia.

“Perolehan devisa kita itu dari Migas nomer satu, itu masa lalu tahun 2014-2015 masih migas. Tahun 2016, CPO, migas terbesar nomer 3, dan pariwisata mengalahkan migas,” ungkap Arief.

Hal ini diperkuat lagi dengan peningkatan pariwisata Indonesia yang meningkat 100 tingkatan mengalahkan Thailand di ranking 80 an. Untuk itu dirinya memastikan jangan minder soal pariwisata Indonesia.

Kegiatan yang diinisiasi oleh Partai PDI Perjuangan ini juga dihadiri oleh Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, sejumlah kepala daerah, dan simpatisan PDI Perjuangan. (GD/TH/BS/BI)