KERINCI - Provinsi Jambi memiliki potensi wisata alam yang dapat menjadi daya tarik wisatawan baik domestik dan internasional seperti Kerinci harus dikembangkan. Provinsi Jambi juga telah memiliki bandar udara untuk mendukung pariwisata yaitu Bandara Sultan Thaha, Bandara Depati Parbo dan Bandara Muara Bungo. Yang harus dibenahi adalah pengaturan interkoneksi antara ke tiga bandara tersebut, demikian ditegaskan Menhub Budi Karya saat meninjau Bandara Depati Prabo, Kerinci dan Bandara Thaha, Jambi Minggu (20/11).

Menhub Budi dalam tinjauannya ke Bandara Depati Parbo mengatakan, kunjunganya tersebut dilakukan untuk memastikan bandara Kerinci dapat "hadir" melayani masyarakat dengan baik.

"Saya sudah bicara dengan Bupati Kerinci untuk dilakukan perbaikan fasilitas dan memastikan ada penerbangannya (terjadwal)," ujarnya.

Dalam kunjungannya ke Bandara Depati Parbo, Menhub Budi menjelaskan pengembangan Bandara Depati Parbo perlu dilakukan untuk meningkatkan potensi pariwisata nasional khususnya di Kabupaten Kerinci yang berjarak kurang lebih 244 kilometer dari pusat kota Jambi.

"Tiga minggu yang lalu Gubernur Jambi ke kantor saya, sampaikan bahwa di Kerinci ada masalah. Untuk itu sekarang saya kunjungi. Kerinci memiliki potensi wisata yang bagus. Gunungnya bagus, danaunya indah, makanannya juga enak. Ini potensi wisata yang luar biasa," ungkapnya.

Setelah mengunjungi Bandara Depati Parbo, Kerinci, Menhub Budi Karya melanjutkan kunjungan kerja meninjau Bandara Sultan Thaha. Dalam kesempatan peninjauan Bandara Sultan Thaha, Menhub Budi yang didampingi Gubernur Jambi Zumi Zola mengungkapkan, akan menjadikan Bandara Sultan Thaha menjadi bandara sub hub.

"Saya sudah minta GM bandara Sultan Thaha Jambi untuk membantu meningkatkan fasilitas dan pelayanan di Bandara Sultan Thaha bagi penumpang yang menuju bandara Depati Parbo dan Muara Bungo saat menunggu di bandara.

Kemudian, Menhub juga mendorong Maskapai nasional seperti Garuda Indonesia dan Sriwijaya untuk bisa menerbangi rute Sultan Thaha - Depati Parbo yang ditargetkan terlaksana pasa tahun 2017.

Kabupaten Kerinci merupakan ikon wisata nasional yang memiliki beberapa objek wisata alam yang sangat menarik, salah satunya adalah gunung Kerinci yang merupakan gunung tertinggi yang ada di Pulau Sumatera.

Kementerian Perhubungan terus berupaya mengembangkan sarana dan prasarana transportasi di kabupaten yang memiliki julukan 'sepenggal tanah surga' karena keindahan alamnya yang memukau. Salah satu yang dilakukan adalah rencana pengembangan bandara sebagai beranda atau pintu depan bagi para wisatawan baik domestik maupun mancanegara.

Pengembangan Bandara Depati Parbo, Kerinci yang dikelola UPT Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub terus dilakukan, baik di sisi darat maupun sisi udara. Di sisi darat, pengembangan terminal sedang dilakukan untuk menambah kapasitas penumpang.

Sementara di sisi udara, Bandara ini memiliki landasan pacu atau runway sepanjang 1800 x 30 meter dan apron berukuran 56 x 42 meter yang dapat didarati pesawat sekelas Foker 50 dan ATR 72 500/600 yang memiliki kapasitas 70 penumpang.

Bandara Depati Parbo melayani penerbangan sebanyak tiga kali seminggu. Saat ini baru ada satu maskapai penerbangan yakni Susi Air yang membuka rute penerbangan Jambi - Kerinci dan sebaliknya.

Menhub Puji Bandara Sultan Thaha Jambi

Sementara, dalam tinjauannya ke bandara Sultan Thaha Jambi, Menhub memuji tampilan dan fasilitas bandara yang menurutnya tidak kalah dengan bandara Internasional di luar negeri.

"Sultan Thaha sekarang sudah kayak di luar negeri kan. Kayak di Singapura dan Korea. Tampilannya lebih cantik. Kalau orang Jawa bilang lebih Chekly. Kecil tapi cantik," puji Menhub Budi.

Menhub Budi mengharapkan, bandara yang lima bulan lalu diresmikan ini tidak hanya menjadi sekedar bandara tetapi memiliki nilai lebih yang dapat menjadi contoh bandara lainnya di Indonesia.

"Sultan Thaha saya harapkan bukan hanya bandara tapi beyond. Di atas bandara. Ini dapat menjadi contoh untuk bandara-bandara lain di Indonesia," tandasnya. (SNO)