BATUBARA - Keberadaan Pelabuhan Kuala Tanjung mempunyai posisi penting yakni transhipment dan port untuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dan setelah beroperasi Pelabuhan Kuala Tanjung yang terintegrasi, ada pelabuhan, jalan tol, kereta api, maka investor mau investasi di KEK. Demikian disampaikan Menhub Budi Karya Sumadi saat meninjau progres proyek pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung dan jalur kereta Bandar Tinggi-Kuala Tanjung, di Kabupaten Batubara, Provinsi Sumatera Utara, Rabu (17/1).

Menurut Menhub, saat ini transhipment kapal di Pulau Sumatera lebih dilakukan di negara tetangga Singapura dan Malaysia, dengan adanya Pelabuhan Kuala Tanjung kapal-kapal peti kemas dapat melakukan transhipment tanpa harus di negara tetangga.

“Sejauh ini tidak ada kendala dalam proses pembangunan, dengan ini diharap akan bisa menarik investasi. Keberadaan Pelabuhan Kuala Tanjung selain meningkatkan kinerja logistik dan daya saing Indonesia sehingga bisa berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi khususnya bagi masyarakat Sumatera Utara,” jelas Menhub Budi.

Menhub Budi memastikan Pelabuhan Kuala Tanjung akan selesai pada bulan Maret 2018, harapannya april 2018 akan dilakukan soft launching. Selain Pelabuhan Kuala Tanjung, jalur kereta api Bandar Tinggi-Kuala Tanjung di Kabupaten Batubara Provinsi Sumatera Utara ditarget beroperasi pada Maret 2018.

“Dengan hadirnya jalur kereta api ini, akan mendukung konektivitas pada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei,” pungkas Menhub Budi.

Turut mendampingi kunjungan peninjauan Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi, Dirjen Perkeretaapian Zulfikri dan Direktur Utama PT Pelindo I Bambang Eka Cahyana. (YP/TH/AL/BI)