(Bandung, Jumat, 30/7/2010) Media massa diharapkan bisa memberikan kontribusi guna melancarkan pelaksanaan angkutan Lebaran dengan menyuguhkan pemberitaan faktual yang akurat dan bertanggungjawab terkait pelaksanaan mudik Lebaran. Hal itu untuk menghindari munculnya kebingungan masyarakat yang hendak melakukan mudik.
 
Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono dalam Lokakarya untuk Pers/Media Massa yang membedah permasalahan seputar pelaksanaan masa angkutan lebaran 2010, di Bandung, Jabar, mengharapkan kerja sama yang baik dari para jurnalis dalam melakukan pelaporan mudik. Hal tersebut untuk menjaga agar penyebaran informasi kepada masyarakat benar-benar faktual sehingga memberikan manfaat maksimal.
 
”Mari kita bekerja sama memberikan kontribusi kepada masyarakat. Saya harapkan, dengan pemberintaan yang faktual, berimbang dan bertanggung jawab, kita bisa bersama-sama membuat arus mudik jauh lebih dari yang lalu-lalu,” ujarnya, Jumat (30/7).
 
Ditegaskan, Pemerintah terkait pelaksanaan mudik, terus mengupayakan pemnberian pelayanan yang terbaik kepada masyarakat baik dalam hal penyediaan sarana maupun prasarana. Sejumlah perbaikan infrastruktur dan sistem pelayanan juga terus ditingkatkan. Masa angkutan liburan sekolah beberapa waktu lalu dijadikan sebagai dasar evaluasi untuk membenahi sistem pelayanan transportasi menjelang masa angkutan Lebaran mendatang.
 
Terhitung sejak April lalu, sebut Wamenhub, Kementerian Perhubungan yang bertindak sebagai koordinator pelaksanaan angkutan Lebaran telah melakukan pemanasan. Seluruh potensi hambatan diidentifikasi dan siapkan penangannya dengan melibatkan instansi terkait di luar Kementerian Perhubungan.
 
”Seperti di Merak, mungkin akan dipagar betis oleh Polri dan Dishub untuk mengurangi kemacetan di sekitar lokasi pembangunan fly over. Kita juga minta Kemen PU untuk menghentikan aktivitas pengerjaan selama masa mudik,” jelasnya.
 
Kemudian untuk moda angkutan KA yang tetap menjadi moda yang paling diminati, lanjutnya, pada masa angkutan Lebaran kali ini tidak akan digunakan lagi gerbong-gerbong lesehan untuk mengangkut penumpang. Sebaliknya, pemerintah akan mengupayakan pengoperasiian kereta yang lebih manusiawi dengan melengkapi beragam fasilitas tambahan seperti tempat duduk, toilet, kipas angin, dan sebagainya. KA lesehan, kata Wamenhub, hanya akan dioperaskan ketika benar-benar dibutuhkan.
 
Selain itu, pemanfaatan teknologi untuk menyebarkan informasi terkini pelaksanaan masa angkutan lebaran juga ditempuh untuk memberikan data dan informasi akurat kepada masyarakat. Selain melalui media elektronik yang aktif melakukan pemberitaan aktual selama masa mudik, dimanfaatkan pula media jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter yang mudah diakses oleh masyarakat melalui fasilitas telepon seluler. Salah satunya terkait peristiwa yang terjadi di jalan raya, disediakan sarana pemantauan dan pengaduan melalui akun  Twitter @infomudikllaj dan akun FB adalah Info Mudik Lebaran. Selain itu, SMS juga bisa dilayangkan pada nomor 9333 / 0813 800 68000. Atau melalui situs www.hubdat.web.id, www.hubdat-rttmc.web.id.
 
”Video-video streeming aktual di titik-titik  pemantauan yang kita dapat kamera-kamera pengawas CCTV juga kita publish secara terbuka dan mudah untuk diakses. Ini akan membuat kita semakin transparan dalam penyebaran informasi kepada masyarakat. Ada perkembangan ICT dari tahun ke tahun. Kalau pada 2-3 tahun lalu orang-orang mendengarkan dan menginformasikan macet di radio, sekarang sudah bisa pakai twitter dan facebook melalui handphone” pungkasnya. (DIP)