(Jakarta,  13/07/09) Masa angkutan liburan sekolah yang berlangsung  2 minggu mulai 21 Juni hingga 12 Juli 2009 berjalan dengan selamat dan aman di Yogyakarta.  Menurut Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Yogyakarta Mulyadi, pihaknya telah melakukan berbagai upaya sesuai instruksi Departemen Perhubungan dalam mengantisipasi masa liburan sekolah sehingga  di wilayahnya tidak terjadi kecelakaan transportasi yang fatal selama dua minggu masa liburan sekolah.



Pernyataan tersebut disampaikan Mulyadi ketika ditemui dikantornya oleh tim redaksi www.dephub.go.id yang tengah melakukan liputan angkutan liburan sekolah di wilayah Yogyakarta-Surakarta dua pekan lalu. Menurut Mulyadi pihaknya menekankan pada proses pembinaan dalam menegakkan faktor keselamatan dan ketertiban, sehingga pada masa-masa tertentu seperti peak season liburan sekolah relatif tidak terlalu berat menghadapi permasalahan pengaturan untuk keselamatan.



“Kami selalu melakukan pembinaan kepada perusahaan-perusahaan bus untuk selalu disiplin memperhatikan berbagai aspek keselamatan, selain itu kepada awak-awak angkutan umum sudah sejak lama kami secara rutin melakukan pendidikan tentang keselamatan,” kata Mulyadi. Mengenai kesiapan prasarana pihaknya melakukan koordinasi aktif dengan instansi lain misalnya mengoptimalkan fungsi-fungsi lampu penerangan jalan umum (LPJU), penataan parkir agar tidak menganggu arus lalu lintas serta pembenahan marka-marka jalan serta peningkatan pengawasan di Terminal Bus.



Menurut Mulyadi wilayah Yogyakarta merupakan daerah tujuan pada masa liburan sehingga yang penting adalah bagaimana agar pengaturan dapat dilakukan sehingga peningkatan mobilitas transportasi pada musim liburan dapat berjalan selaman dan aman. “Khusus untuk perlintasan sebidang misalnya, kami sudah lakukan langkah-langkah dengan pemerintah kabupaten agar mengupayakan pengadaan pintu perlintasan berikut penjaganya, jika tidak maka harus ditutup dan alhamdulilah selama ini pemerintah kabupaten selalu kooperatif,” kata Mulyadi.



Terkait dengan penyelenggaraan wisata oleh sekolah yang marak pada masa liburan sekolah, Mulyadi menjelaskan bahwa pihaknya telah aktif untuk memberikan rekomendasi kepada sekolah-sekolah untuk hanya memilih bus dari perusahaan-perusahaan bus yang memiliki manajemen baik. “Kami ada daftar perusahaan bus yang memiliki manajemen baik, dan dipersilahkan mereka untuk memilih dari daftar itu,” kata Mulyadi. Selain itu untuk kepentingan pengurusan kelaikan dan ijin bus untuk kepentingan wisata, Dishub Yogyakarta selalu siap 24 jam.


Kereta Kurang Armada


Sementara itu pada musim liburan sekolah kali ini terjadi lonjakan jumlah penumpang yang luar biasa khusus pada kereta Prameks tujuan Solo-Yogya-Kutoarjo. Menurut Eko Budianto Humas PT Kereta Api Daop VI, lonjakan penumpang mencapai 100 % dibanding hari-hari biasa. “Data riilnya ada di kantor tidak bisa saya berikan karena libur, tapi jumlah penumpang hari biasa untuk kereta Prameks ini mencapai 6000 s/d 7000 orang per hari sedangkan pada masa liburan ini mencapai lebih dari 12000 orang/hari ” kata Eko ketika ditemui tim redaksi www.dephub.go.id di Stasiun Tugu Yogyakarta Sabtu, 11/07/09 lalu.



Lebih lanjut Eko menjelaskan bahwa DAOP VI Yogyakarta sebenarnya kekurangan armada untuk memenuhi kebutuhan penumpang Prameks ini. “Untuk Prameks ada 3 kereta untuk melayani  jalur Solo-Jogya-Kutoarjo, optimalisasi yang bisa kami lakukan adalah memanfaatkan masa idle kereta untuk tetap operasional, “ kata Eko. Oleh karena itu lanjut Eko selain Prameks reguler yang frekwensinya sebanyak 22 kali perjalanan (11 kali pp), pihaknya menambakan operasional Prameks Wisata sebanyak 4 kali perjalanan (2 kali pp) dan Prameks kelas Argo untuk lintas Solo-Yogya setiap Sabtu-Minggu. “Kami berharap Pemerintah bisa menambah jumlah kereta komuter untuk jalur ini karena minat masyarakat sangat tinggi, “kata Eko.



Kenaikan jumlah penumpang juga terjadi untuk kereta-kereta api jarak jauh dari stasiun yang menjadi wilayah Daop VI (Surakarta dan Yogyakarta). Penjelasan Eko menyebutkan untuk kereta-kereta kelas eksekutif baik yang berangkat dari Surakarta dan Yogyakarta mengalami peningkatan sebesar 30 %, sementara untuk kelas bisnis dan ekonomi mencapai 50-70 %. Langkah-langkah yang dilakukan untuk memenuhi lonjakan penumpang itu adalah dengan memaksimal jumlah rangkaian gerbong serta menambah perjalanan kereta (untuk eksekutif), yang pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi pasar.


Kondisi Lalu-lintas Jalur Selatan


Di luar dugaan tim redaksi yang menyusuri jalur selatan Jakarta-Purwokerto-Yogyakarta-Surakarta tidak mendapatkan hambatan apapun. Jalur lalu-lintas cenderung lengang khususnya Sabtu, 11 Juli dan Mingggu, 12 Juli 2009 yang sebelumnya dipredikasikan terdapat arus kembali ke Jakarta. Ruas jalan antara Yogya – Purworejo sangat baik dan mulus terlihat baru selesai dilakukan pelapisan aspal baru, hanya saja marka-marka jalan belum dibenahi sehingga cukup berbahaya khususnya di malam hari.



Kondisi jalan agak rusak hingga benar-benar rusak terlihat ketika memasuki lintasan Purwokerto-Bumiayu-Brebes-Cirebon. Di Ruas Bumiayu-Brebes terlihat jalan dalam kondisi rusak yang cukup parah dan bergelombang karena kondisi tanah yang labil. Sebagai jalan alternatif nampaknya kondisi ini harus diperhatikan menjelang penyelenggaraan angkutan lebaran dua bulan mendatang, jika tidak dilakukan pembenahan nampaknya dapat menjadi salah satu titik kemacetan.

Mengenai perbaikan jembatan tercatat terdapat 6 perbaikan jembatan dalam skala yang tidak terlalu besar. Namun karena dalam setiap perbaikan jembatan tersebut dimanfaatkan penduduk setempat untuk meminta-minta kepada mobil yang lewat, maka arus lalu-lintas otomastis menjadi lebih terhambat. Hambatan lain juga didapatkan dalam bentuk permintaan sumbangan mesjid yang dilakukan dengan memasang tong di tengah jalan, bahkan ada juga yang sengaja menyetop sama sekali satu jalur sehingga mobil mau tidak mau harus perlahan dan melewati hanya satu jalur untuk dua arah berlawanan. Kondisi ini memang kondisi klasik yang terjadi dari waktu ke waktu, nampaknya perlu upaya terobosan untuk mencegah kondisi seperti ini terus menerus terjadi, tidak hanya untuk alasan kelancaran tetapi juga keselamatan.(BRD/YFA)