(Makassar, 5/5/2011) Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Barombong mewisuda 335 siswa dari berbagai program pendidikan dan pelatihan (DP), serta melepas 111 taruna yang akan menjalani praktek layar (Prala). Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) Capt. Bobby R. Mamahit berharap, sebagai tahap awalnya, agar para lulusan sekolah pelayaran tersebut bekerja di kapal-kapal berbendera Indonesia, hal tersebut untuk memenuhi kebutuhan pelaut (perwira).di dalam negeri yang cukup tinggi.
Menurut Capt. Bobby R. Mamahit, tingginya permintaan pelaut di sejumlah negara, membuat profesi pelaut menjadi sangat terbuka peluangnya di luar negeri. Pada saat bersamaan kebutuhan pelauat di Indonesia juga sangat tinggi, seiring berkembangnya industri pelayaran nasional dalam beberapa tahun terakhir ini, sehubungan adanya kebijakan pemerintah melalui Inpres No.5 Tahun 2005 tentang Pemberdayaan Industri Pelayaran Nasional.
“Tidak ada larangan bekerja di luar negeri, tetapi dengan melihat perkembangan pelayaran di dalam negeri, maka peluang pelaut perwira di dalam negeri juga sangat besar, sehingga untuk para wisudawan bisa mengisi kebutuhan pelaut di tanah air terlebih dahulu,” ungkap Capt. Bobby R. Mamahit dalam acara Wisuda Perwira Pelayaran Niaga BP2IP Barombong di lingkungan kampus BP2IP Barombong, Makassar, Selasa (3/5).
BP2IP Barombong mewisuda taruna yang selesai menjalani Pendidikan dan Pelatihan (DP) IV pembentukan sebanyak 158 orang, untuk jurusan nautik ditandai dengan memperoleh sertifikat Ahli Nautik Tingkat (ANT) IV sebanyak 84 orang, dan jurusan teknik untuk sertifikat Ahli Teknik Tingkat (ATT) IV sebanyak 74 orang. Secara bersamaan juga diwisuda program DP V penjenjangan sebanyak 177 orang, masing-masing untuk keahlian ANT V sebanyak 91 orang dan Ahli Teknika Tingkat (ATT) V sebanyak 86 orang. Juga dilakukan pelepasan pada taruna yang menjalani program praktek layar (Prala) dari program DP IV pembentukan sebanyak 111 orang, terdiri dari jurusan nautik sebanyak 59 orang dan teknik sebanyak 52 orang.
Lebih jauh Capt. Bobby. R. Mamahit menyatakan meski peluang pelaut sangat terbuka namun tantangan profesi pelaut sangat berat dari berbagai tuntutan yang terus bermunculan. Tantangan yang berat tu, karena adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknlogi dan perubahan secara global yang begitu cepat terhadap aturan-aturan di bidang maritim serta tuntutan dari pengguna jasa transportasi laut, baik nasional maupun internasional.
“Tantangan lainnya adalah adanya ancaman perompakan di laut dan banyaknya kecelakaan di laut menunjukan pada kita semua bahwa masih banyak hal yang harus dibenahi disegala bidang pengembangan sumber daya manusia,” ungkapnya.
Ditambahkan juga, Balai Pendididkan Pelayaran di lingkungan Kementerian Perhubungan dituntut untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan (continuous improvement) pada sistem pendidikan nasional, metode ujian dan sertifikasinya.
“Untuk itu semua pihak yang terkait dengan kegiatan pendidikan, pengujian dan sertifikasi pelaut untuk mengambil langkah-langkah secara terapdu untuk mengembangkan sistem pendidikan , ujian dan sertifikasi yang lebih konprehensif dengan pendekatan kesisteman,” ungkap mantan Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut itu.
Sementara itu, Kepala BP2IP Barombong Chairul Djohansyah menyatakan dalam rangka mendukung pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pelaut dari segi kualitas dan kuantitas, maka kampus BP2IP Barombong mendapat dukungan untuk melakukan penambahan ruang kelas, pengembangan asrama taruna, pengembangam sistem dalam simulator.
Saat ini BP2IP Barombong menyelenggarakan pendidikan dan latihan pelayaran, dengan melakukan diklat untuk program DPT Dasar, DP V jurusan Teknik dan Nautik pembentukan dan penjenjangan, DP IV jurusan Teknik dan Nautik pembentukan dan penjenjangan, serta pendidikan dan laithan keterampilan berupa i Basic Safety Training, Advance Fire Fighting, Survival Craft and Rescue Boat, Medical Firs Aid, Radar Arpa GOC-GMDSS, Ship Security Officer dan Company Security.
“Saat ini BP2IP Barombong sedang mendidik sebanyak 1358 taruna. Jika selesai pembanguna sarana pendidikan, maka penambahan penerimaan taruna bisa dilakukan, sehingga jumlah pelaut yang lulus meningkat juga,” ungkap Chairul. (AB)