(Jakarta, 28/09/09) Sejumlah bandar udara dilaporkan mengalami lonjakan penumpang secara radikal pada masa puncak arus balik angkutan Lebaran 2009, yang terjadi pada 27 September atau H+6 Lebaran. Bahkan, menurut data Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Departemen Perhubungan, terdapat bandara yang mengalami peningkatan lonjakan penumpang hingga 90,96 persen dibandingkan tahun lalu.

”Dari 24 bandara yang kami pantau selama masa Lebaran ini, prosentase lonjakan tertinggi pada puncak arus balik, Sabtu (27/9) kemarin, terjadi di Kupang, NTT. Kenaikannya mencapai hingga 90,96 persen dari tahun lalu, dari 2.191 menjadi 4.184 penumpang,” ungkap Direktur Angkutan Udara Ditjen Perhubungan Udara Tri S Sunoko di Jakarta, Senin (28/9). Sedangkan pada puncak arus mudik, kenaikan yang terjadi mencapai 78,59 persen, dari 1. 573 pada 2008 menjadi 2.745 penumpang tahun ini.

Kenaikan ekstrim di Bandara El Tari tersebut, jelas Tri menambahkan, merupakan dampak dari dibukanya rute penerbangan langsung (direct flight) dari Jakarta menuju Kupang dan sebaliknya. ”Sebelumnya, penumpang harus transit dulu di Surabaya atau di Denpasar. Tetapi sekarang, sudah bisa terbang langsung ke sana,” katanya.

Setelah Kupang, peningkatan tertinggi kedua dari 10 bandara yang mengalami lonjakan terbesar selama masa arus balik Lebaran, terjadi di Bandara Adisumarmo, Solo, Jawa Tengah, mencapai 95,94 persen dibandingkan tahun lalu. Disusul kemudian Padang (49,52%), Banjarmasin (48,12%), Semarang (47,55%), Surabaya (45,66%), Jakarta (41,61%), Jogjakarta (41,42%), Medan (39,15%), serta Mataram (34,92%).

Sementara jika mengacu pada jumlah pergerakan perpindahan penumpang datang dan pergi baik pada masa arus balik setelah Lebaran mulai H+1 hingga H+7, prosentase peningkatan terbesar terjadi di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin. Yaitu sebesar 25,82 persen, dari 35.853 penumpang menjadi 41.512 penumpang.

Sedangkan di Jakarta (Soekarno-Hatta) hanya terjadi peningkatan sebesar 5,89 persen, yaitu 479.902 penumpang menjadi 508.159 penumpang. ”Tetapi data ini masih sementara. Data ini akan terus berkembang, karena masih menunggu laporan dari tiap-tiap bandara yang ada,” jelas Tri Sunoko.

Sementara di masa puncak arus mudik yang terjadi pada H-1 Lebaran atau 19 September, lonjakan tertinggi terjadi Bandar Udara Syamsudin Noor Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dengan peningkatan sebesar 98,95 persen. Yaitu dari 3.441 penumpang pada H-1 lebaran tahun 2008 menjadi 6.846 penumpang pada 2009.

Dari sepuluh bandara dengan prosentase lonjakan tertinggi, Bandara Sultan Babullah, Ternate, Maluku Utara, menduduki posisi kedua dengan jumlah kenaikan sebesar 92,83 persen. Disusul kemudian Makassar (86,64%), Semarang (80,44%), Surabaya (77,45%), Pekanbaru (73,73%), Solo (72,81%), Palembang (69,80%), Balikpapan (60,13%), Jambi (58,32%), Manado (57,76%), serta Banda Aceh (56,41%).

Jika diakumulasikan, total pergerakan penumpang tertinggi selama masa arus mudik sejak H-7 hingga H2 Lebaran, terjadi di Bandara Hasanuddin Makassar. Yaitu sebesar 119,56 persen, dari 7.775 penumpang menjadi 17.071 penumpang. Sementara Jakarta, berada di posisi kedua dengan total penumpang arus mudik 143.484 penumpang, atau lebih tinggi 72,43 persen dari jumlah tahun lalu sebesar 83.214 penumpang.

”Namun, jika diakumulasikan, total sementara pergerakan penumpang datang dan pergi tertinggi selama masa angkutan lebaran sejak H-7 hingga H+7 Lebaran, terjadi di Medan. Yaitu sebesar 21,75 persen, meningkat dari 134.921 penumpang menjadi 164.269 penumpang,” tandas Tri Sunoko. Sedangkan Jakarta, imbuhnya, hanya lebih tinggi 14,04 persen, dengan jumlah penumpang sebanyak 996.833 orang pada 2008 menjadi 1.136.775 penumpang pada tahun ini. (DIP)