(Jakarta, 7/2/2013) Konsorsium perusahaan BUMN siap untuk menyelesaikan proyek pembangunan monorel di Jakarta dalam dua tahun apabila sudah mendapatkan 'lampu hijau' dari Pemerintah. Menurut Ketua Konsorsium BUMN yang juga Direktur Utama Adhi Karya Kiswo Darmawan, upaya ini dilakukan bersama untuk membantu mengurangi kemacetan di Jakarta yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

Menurut Kiswo permasalahan transportasi di Jakarta tak hanya kemacetan saja, namun juga terkait dengan keterbatasan anggaran Pemerintah, dan pembebasan tanah yang kerap menjadi 'momok' untuk menyelesaikan pembangunan.

"Kami siap membangun monorail dalam dua tahun apabila ijin dan penunjukkannya sudah kami terima dan karena tidak ada pembebasan tanah," ujar Kiswo dalam pemaparan proposal Pembangunan Monorail di Jakarta, Kamis (7/2).

Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengungkapkan untuk percepatan pembangunan konstruksi butuh masukan dari masyarakat luas.

Menurut rencana, monorel akan dikerjakan sepanjang 52.126 kilometer, dari Bekasi Timur-Cawang, Cibubur-Cawang, dan Cawang-Kuningan. Berdasarkan masterplan yang diajukan, estimasi biaya yang dibutuhkan mencapai Rp 7,3 triliun.

Sementara itu Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo menyambut positif rencana percepatan pembangunan monorel tersebut. Menurutnya apabila bisa dengan mudah dilakukan, untuk apa dipersulit sementara itu untuk kebutuhan angkutan masal.

Dia berharap, terwujudnya Monorail nanti  bisa terintegrasi baik dengan MRT, Busway, dan kereta api sehingga lebih memudahkan masyarakat luas yang akan menggunakan transportasi umum.

"Keberadaan monorel diharapkan  monorail tetap sesuai dengan rencana masterplain transportasi Jabodetabek," ungkap Joko Widodo.

Konsorsium BUMN yang akan melaksanakan proyek pembangunan adalah PT Adhi Karya Tbk (ADHI) bersama dengan empat BUMN yang terdiri dari PT Industri Kereta Api (INKA), PT Lembaga Elektronika Negara (LEN), PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom), dan PT Jasa Marga Tbk. (CHAN)