(Surabaya, 26/11/10) Dengan adanya perubahan iklim yang ditandai dengan besarnya gelombang (ombak) di laut di banding tahun-tahun lalu, maka kedepan, pembuatan Kapal penyeberangan paling tidak harus berbobot minimal 1000 GT. “Kedepan, Kapasitas kapal tersebut harus diperbesar  untuk menyesuaikan kondisi iklim yang berubah agar tidak rentan tenggelam,” demikian dijelaskan Menteri Perhubungan Freddy Numberi di Surabaya (26/11), saat meninjau dua Kapal Motor Penumpang (KMP) jenis roll on roll off (ro-ro), KMP Arar dan KMP Tanjung Api untuk melayani penyeberangan di Sulawesi dan Sorong.

Dua kapal yang berbobot  500 GT ini direncanakan akan beroperasi untuk wilayah timur Indonesia. KMP Tanjung Api  yang dibuat oleh PT. Dumas akan dioperasikan pada lintas Ampana – Wakai, Sulawesi, semenrtara KMP Arar buatan PT. Adhi Luhung Sarana Segara Indonesia akan dioperasikan pada lintas Patani – Sorong.

Menurut Menhub kapal – kapal penyeberangan sangat dibutuhkan Indonesia yang merupakan Negara kepulauan. “transportasi ini  sangat dibutuhkan daerah-daerah untuk menghubungkan pulau2-pulau atau provinisi di Indonesia,” jelasnya.

Lebih lanjut Menhub mengatakan bahwa, kelemahan yang sering kita lakukan adalah dalam hal perawatan, oleh karena itu Menhub meminta kepada seluruh pihak terkait antara lain kepada nahkoda, awak kapal dan masyarakat, untuk ikut membantu memelihara dan merawat kapal ini. “Jadi kapal yang kita bangun ini, umurnya bias lifetime, jadi tidak langsung, begitu satu tahun sudah rusak fasilitas-fasilitasnya,” tegasnya.

Saat ditanya mengenai tarif kapal penyeberangan ini, Menhub mengatakan bahwa harga ekonomi tetap dikendalikan oleh pemerintah agar bisa tetap terjangkau oleh masyarakat ekonomi lemah. “jangan kita bikin aturan hanya orang mampu saja yang bisa jalan, pemerintah harus bijak. Masyarakat ekonomi lemah juga harus  bisa ikut menikmati fasilitas ini,” ungkapnya.

Menhub juga meminta kepada  perusahaan galangan kapal agar dari waktu kewaktu terus dapat meningkatkan kualitas kapal yang dibuatnya. “Karena Pemerintah melihat dari kualitasnya,” tandas Menhub.

Sementara itu, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub, Wiratno mengungkapkan, pada tahun ini ada sekitar 9 unit kapal Ferry yang sudah dibangun dan telah dioperasikan di seluruh perairan Indonesia. Dan pada tahun depan, akan dimulai lagi pembangunan 17 unit kapal Ferry.

“Ke 17 unit kapal tersebut seluruhnya akan dioperasikan di wilayah Indonesia bagian Timur,” pungkas Wiratno. (RDH)