(Jakarta,  9/07/09) Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Tatang Kurniadi mengaku, hingga saat ini pihaknya masih belum dapat merilis hasil investigasi sejumlah insiden maupun kecelakaan pesawat yang terjadi belakangan. Hal itu karena jumlah kasus yang harus ditangani belum berbanding lurus dengan jumlah sumber daya manusia yang dimiliki.



”Kasus yang harus diinvestigasi terlalu banyak, apalagi belakangan ini kecelakaan datang dengan bertubi-tubi. Sedangkan tenaga kita yang ada sangat sedikit. Kita sudah sering pinjam personel dari sana-sini,” ujar Tatang di Jakarta, Kamis (9/7).



Saat ini, menurut Tatang, KNKT masih menyelidiki sejumlah kasus kecelakaan pesawat dan menyusun penyelesaian laporan akhir yang tertunda akibat personel harus menyelidiki kasus baru yang terjadi. Beberapa kasus insiden dan kecelakaan yang tengah ditangani penyidikannya dan diselesaikan laporannya oleh KNKT saat ini adalah, antara lain kasus tergelincirnya pesawat Dornier 328 Express Air Tergelicir di lapangan udara Tanah Merah, Papua, 14 Juni 2009 lalu.



Selanjutnya adalah kasus serupa yang juga melibatkan pesawat milik PT Travel Express Aviation Service tersebut, di Bandara Torea Fakfak, Papua Barat, 6 November 2009; peristiwa jatuhnyapesawat Mimika Air ini jatuh di daerah Gunung Gergaji, Papua, 18 April silam; serta yang terbaru insiden lepasnya salah satu ban pesawat Merpati Airlines di bandara Frans Kaiseppo, Biak, Papua, 6 Jul 2009 lalu.


”Untuk yang kasus Mimika Air, kami sedang menyelesaikan laporan finalnya untuk disampaikan kepada ICAO. Sebagian lainnya sudah dibuatkan laporan awalnya, tinggal penyelesaian,” jelas Tatang.


Namun, lanjut Tatang, meski bekerja dengan jumlah personel yang minim, pihaknya tetap tak surut semangat untuk menyelesaikan apa yang telah dimulai. ”Kami punya tenggat 12 bulan untuk menyelesaikan laporan setiap kasus. Kalau belum selesai karena terkendala kondisi seperti saat ini, kali bisa memperpanjang lagi dengan syarat menyertai laporan interim,” pungkasnya. (DIP)