(JAKARTA, 30/12/09) Kementerian Perhubungan merespons baik dan mendukung penuh sikap tegas awak Mandala Airlines yang menurunkan tujuh penumpangnya karena telah bertindak mencancam keselamatan penerbangan dan penumpang lain, di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, hari ini, Rabu (30/12), pukul 11.55 WIB.
 
Pilot pesawat Mandala bernomor penerbangan RI 103 tujuan Pekanbaru-Batam yang berpenumpang 179 orang, pukul 11.55 WIB, terpaksa menunda sementara keberangkatannya untuk menurunkan paksa tujuh penumpangnya yang bersikap mengancam keselamatan penerbangan dan penumpang lain. Tindakan yang dikategorikan pelanggaran serius tersebut adalah menggedor-gedor ruang kokpit ketika pesawat bergerak menuju landasan pacu, meminta pilot memutar balik pesawat untuk menjemput kerabat mereka yang tertinggal.
 
”Itu bagus. Memang awak pesawat harus tegas seperti itu. Kami mendukung penuh sikap ini. Bahkan, kami menyarankan untuk diproses lebih lanjut, tidak cukup hanya mengusir, tetapi juga menuntut mereka karena telah merugikan Mandala juga,” ungkap Kepala Pusat Komunikasi Kementerian Perhubungan Bambang S Ervan di kantornya, Rabu siang.
 
Bambang menambahkan, selayaknya awak maskapai penerbangan lain bisa meniru sikap tegas awak Mandala Airlines tersebut. ”Jangan karena mereka berjumlah tujuh orang, maka mereka bisa berbuat seenaknya dan mempengaruhi awak pesawat. Karena aksi ini sudah masuk kategori pelanggaran serius yang sangat membahayakan keselamatan penerbangan dan penumpang lainnya. Menggedor-gedor kokpit itu di luar kelaziman dan harus diberikan sanksi tegas. Sikap tegas seperti yang dilakukan awak Mandala harus didukung dan ditiru maskapai lain,” imbuhnya.
 
Terpisah, Kepala Komunikasi Mandala Airlines Trisia Megawati menjelaskan, aksi tujuh penumpang itu dikarenakan salah satu kerabat mereka tertinggal di terminal penumpang karena terlambat melakukan boarding. ”Mereka menggedor-gedor kokpit sambil terus menelepon kerabatnya yang tertinggal itu. Pramugari kami sudah beberapa kali meminta untuk mematikan telepon genggam dan meminta mereka duduk, tetapi tidak dihiraukan. Ketujuh orang itu justru melepaskan sabuk pengaman serta menggedor-gedor ruang kokpit dan meminta pesawat untuk kembali menjemput kerabat yang tertinggal,” papar Trisia.
 
Saat ini, lanjutnya, penumpang tersebut telah diserahkan kepada pihak keamanan bandara Sultan Syarief Kasim II Pekanbaru yang selanjutnya akan diserahkan pada pihak kepolisian. Beberapa waktu sebelumnya, Mandala juga pernah melakukan aksi menurunkan paksa penumpangnya karena menggunakan telepon genggam di dalam pesawat di Jogjakarta dan Medan. (DIP)