(Jakarta, 10/7/2014)  Kementerian Perhubungan menargetkan kereta komuter Bandara Soekarno - Hatta bisa beroperasi mulai Juli 2015. Saat ini, pekerjaan untuk proyek itu yang belum tuntas tinggal rel ganda sepanjang 12 kilometer dari Stasiun Batu Ceper ke Soekarno-Hatta.

"Kami sudah selesaikan pembanguan double track Duri-Tangerang. Sedangkan 12 kilometer Batu Ceper-Soekarno Hatta akan dibangun PT KAI," kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Hermanto Dwiatmoko dalam acara penandatanganan perjanjian kerja sama penyelenggaraan prasarana kereta api komuter Bandara Soekarno-Hatta di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Kamis, 10 Juli 2014.

Dikatakan, proyek komuter Bandara Soekarno-Hatta tergantung pada pembebasan lahan di Kota Tangerang, Banten. Pembebasan lahan masih menjadi kendala utama proyek tersebut.
"Pengadaan lahan tidak ada target. Secepatnya. Pembangunan tergantung tanah," katanya.
Kementerian Perhubungan sebelumnya menargetkan kereta komuter Bandara Soekarno-Hatta bisa beroperasi pada September 2014.

Disamping itu, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberi pesan khusus bagi manajemen PT Kereta Api Indonesia (KAI). Pesan itu terkait rencana KAI sebagai operator kereta rel listrik (KRL) bandara, rute Stasiun Manggarai-Stasiun Bandara Internasional Soekarno-Hatta 38 kilometer.

Kemenhub meminta standar waktu tempuh kereta bandara maksimal 40 menit. Model ini telah diterapkan di Jepang.

"Di Jepang standar 40 menit. Standar kereta bandara. Kalau lebih dari itu, bukan kereta bandara namanya," kata Dirjen.

Saat ini, KAI menargetkan waktu tempuh Manggarai-Bandara memakai kereta sekitar 54 menit. Stasiun pemberhentiannya adalah Manggarai-Sudirman Baru-Duri-Batu Ceper-Bandara Soetta. Hermanto menilai standar waktu tempuh kereta bandara telah dicapai di Bandara Kuala Namu, Sumatera Utara.

"Kalau Medan 26-30 menit," jelasnya.

Hermanto menyebut, moda transportasi kereta bandara sudah sangat mendesak. Apalagi melihat kondisi kemacetan saat ini. Sehingga KRL bandara dinilai sebagai moda transportasi paling cepat, dan mampu memberi kepastian waktu dibandingkan angkutan pribadi saat menebus kroditnya alur transportasi bandara.

Dalam kondisi kemacetan nggak diperkirakan. Kereta bandara jadi tumpuan. Ada kereta ekspres tapi lama. KRL bandara saat beroperasi akan melayani penumpang dengan 128 perjalanan per hari. Kereta akan beroperasi selama 20 jam. KRL bandara sendiri diproyeksi bisa membawa penumpang sekitar 10 juta-12 juta orang per tahun.

"Jumlah diangkut bisa 10 juta. Kalau jam peak bisa 12 juta (tahun). Sedangkan jarak antar kereta bisa sekitar 20 menit," ujarnya.(BN)