(Jakarta,28/4/2014) - Kementerian Perhubungan akan melakukan evaluasi terhadap kurikulum pendidikan dan pola asuh taruna di seluruh sekolah yang ada di lingkungan Kementerian Perhubungan. Langkah tersebut untuk mencegah terjadinya tindak kekerasan yang dilakukan oleh taruna senior terhadap taruna yunior.

"Kita akan evaluasi, baik kurikulum maupun pola asuh taruna," ungkap Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Perhubungan Santoso Eddy Wibowo dalam keterangan pers di Jakarta, Senin, menanggapi tindak kekerasan di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta yang menyebabkan seorang taruna tingkat I Dimas Dikita Handoko asal Medan Sumatera Utara meninggal dunia.

Eddy menjelaskan, pihaknya akan melihat kurikulum yang ada di seluruh sekolah di lingkungan Kemenhub, yang memberi peluang terjadinya tindak kekerasan senior kepada yunior. " Ini harus kita putus. Jangan sampai kejadian ini terulang kembali," tegas Eddy.

Mengenai kejadian yang menewaskan taruna tingkat I Dimas Dikita Handoko, Eddy mengatakan, kejadian tersebut harus menjadi momentum jangan sampai ada kejadian lagi di lembaga pendidikan di lingkungan Kementerian Peerhubungan. Kepada masyarakat, Eddy juga meminta untuk ikut aktif mengawasi para taruna ketika berada di luar lingkungan sekolah.

"Ketika libur, para taruna berada di luar sekolah. Karena kami meminta masyarakat ikut membantu mengawasi," pinta Eddy.

Sementara itu Ketua STIP Jakarta, Rudyana menjelaskan, kejadian yang menewaskan Dimas Dikita Handoko terjadi di luar sekolah yaitu di tempat kos taruna tingkat II. Namun demikian, ia menyatakan pihaknya bertanggung jawab atas kejadian tersebut. "Tujuh pelaku taruna tingkat tujuh sudah kami keluarkan. Proses hukum kami serahkan kepada Polisi," jelas Rudyana. (SNO).