(Jakarta, 7/5/2011)  Pesawat milik PT Merpati Nusantara Airlines mengalami kecelakaan di Teluk Kaimana, Papua Barat sekitar pukul 14.05 WIT, Sabtu kemarin. Dirjen Perhubungan Udara Kementrian Perhubungan Herry Bakti dalam keterangannya kepada wartawan Sabtu malam menjelaskan, pesawat MA-60 dengan registrasi PK-MZK dan nomor penerbangan MZ 8968 milik PT Merpati Nusantara Airlines berangkat dari Bandara Domine Eduard Osok, Sorong pukul 12.45 WITimur. Diperkirakan pesawat akan mendarat di Bandara Utarom di Kaimana pukul 13.55 WIT.

Pesawat buatan pabrik Xian Aircraft China yang diproduksi pada tahun 2010 dengan serial number pesawat adalah 2807 ini berkapasitas 56 penumpang. Namun dalam musibah kemarin hanya diisi 21 penumpang yang terdiri dari 18 penumpang dewasa, 1 anak dan 2 bayi. Jumlah crew ada 6 orang yaitu Capt Purwandi Wahyu (pilot) dengan Paul Nap (Co Pilot). Sumaryani dan Indriyana Puspasari (pramugari) serta dua teknisi yakni Joko dan Dadi Tarsidik. Cuaca di sekitar bandara Kaimana saat itu sangat buruk. Hujan deras dan angin kencang membuat pandangan pilot kurang maksimal saat hendak mendarat. Sambil menunggu cuaca baik, pesawat berputar terlebih dahulu di atas landasan.  Pesawat itu sendiri sudah dalam posisi melintasi di atas landasan pacu Bandara Utarom. Prosedur pendaratan di Bandara ini memang cukup unik. Di sebelah kiri landasan pacu terdapat gunung yang cukup tinggi. Pesawat dari Sorong harus naik ke atas melewati gunung tersebut dan melintasi landasan pacu. Kemudian pesawat harus belok ke kiri untuk menempatkan posisi pendaratan di runway 01.Pilot dia sudah komunikasi dengan menara pengawas, mau putar sebelum masuk landasan 01. ‘’Karena cuaca jelek pilot harus clear landasan dulu, kalau kelihatan baru bisa turun," jelas Herry seraya menjelaskan bahwa kontak terakhir pilot dengan menara ATC di bandara adalah pesawat sudah belok ke kiri dan siap untuk mendarat. Namun setelah itu langsung hilang komunikasi.

Pesawat Merpati ini diperkirakan ditching (melakukan pendaratan di air/ laut). Nahasnya pesawat terlalu kencang saat membentur ombak di selat Kaimana yang jaraknya hanya sekitar 600 meter dari landasan.   "Mendarat di laut atau di perairan itu ada dua jenis. Kalau dia bagus tidak akan pecah, tapi katanya ini sewaktu landing pesawat pecah, dan langsung tenggelam.. Kalau ada korban yang belum ketemu mungkin dia masih di pesawat karena dia masih mengenakan seatbelt. Termasuk kaptennya," jelasnya. Pesawat Baru Pesawat jenis MA-60 milik PT Merpati Nusantara Airlines yang mengalami kecelakaan di sekitar teluk Kaimana, Papua Barat tergolong baru Pesawat buatan pabrik Xian Aircraft China itu diproduksi pada tahun 2010 dengan serial number pesawat adalah 2807.Pesawat baru menjalani jam terbang 615 jan dan melakukan rotasi penerbangan 764 kali. Jadi pesawat tersebut belum pernah menjalani perawatan berkala skala besar. Kecuali perawatan harian dan pemantauan 100 jam.Menurut Direktur Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU) Yurlis Hasibuan, pesawat tersebut sudah memenuhi persayaratan keselamatan di Indonesia dan China. “Walaupun produk China, namun karena sudah memenuhi standar kelayakan kita yang berarti layak terbang,” ujarnya.    Selain di operasikan di Indonesia, pesawat ini juga digunakan di Cina, Myanmar, Kirzigstan, Zambia, Laos dan Filipina. (PR)