(Jakarta, 15/04/11) Kendati baru saja mendapat musibah tsunami, namun pemerintah Jepang menyatakan komitmennya menyediakan dana untuk pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) senilai Rp 13 triliun, masa pengembalian selama 30 tahun + 10 tahun, serta bunga pinjaman hanya 0,4 persen.

Keyakinan bahwa pemerintah Jepang akan memberikan dukungan pendanaan melalui JICA, karena dokumen prakwalisifikasi sudah di tandatangani 14 April 2011 lalu. ‘’Karena dokumen sudah ditandatangani, artinya komitmen itu pasti akan dilaksanakan,’’ kata Dirjen Perhubungan Tundjung Indrawan kepada wartawan di Jakarta, Jumat (15/4).

Sebagaimana diketahui, Pemerintah Daerah DKI Jakarta akan segera merealisasikan pembangunan MRT, dimana  pelelangan konstruksi akan dilaksanakan pada Juni-Juli 2011. Jika lancar pembangunan fisik dapat dilaksanakan pada 2012 dan MRT sudah dapat beroperasi pada akhir tahun 2016.

MRT yang berbasis rel rencananya akan membentang kurang lebih 110,3 km yang terdiri dari koridor Selatan – Utara (koridor Lebak Bulus – Kampung Bandan) sepanjang 23,3 km dan koridor Timur (Cikarang) – Barat (Belaraja, Tangerang), sepanjang kurang lebih 87 km.

Pembangunan koridor Selatan – Utara akan dibangun dalam 2 tahap. Tahap I yang akan dibangun terlebih dahulu menghubungkan Lebak Bulus sampai dengan Bunderan HI sepanjang 15,2 km dengan 13 stasiun (7 stasiun layang dan 6 stasiun bawah tanah) ditargetkan mulai beroperasi pada akhir 2016.

Adapun Tahap II akan melanjutkan jalur Selatan – Utara dari Bunderan HI ke Kampung Bandan sepanjang 8,1 km yang akan dibangun sebelum tahap I beroperasi, dan ditargetkan beroperasi tahun 2018. ‘’Adapun koridor Barat – Timur saat ini sedang dalam tahap pre-feasibility study. Koridor ini ditargetkan paling lambat beroperasi pada tahun 2024 – 2027,’’ kata Tundjung.

Menurut Tundjung, yang sudah pasti dibiayai oleh pemerintah Jepang melalui JICA adalah untuk pembangunan MRT untuk ruas Lebak Bulus-Kota. Adapun untuk ruas Cikarang-Balaraja maupun Manggarai Bandara Soekarno Hatta pelaksanaannya melalui tender dan lelang. ‘’Siapa saja boleh masuk dalam proyek tersebuy sepanjang memenuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku,’’ jelasnya.

Dijelaskan oleh Tunjung, awalnya pemerintah Indonesia ragu pemerintah Jepang akan meneruskan bantuannya dalam proyek MRT ini, mengingat masyarakat dan pemerintah Jepang baru saja terkena bencana tsunami. ‘’Tapi kita sudah dapat jaminan dari pemerintah Jepang yang tetap komitmen untuk memberikan pendanaan,’’ ujar Tunjung. (PR)