MEDAN – Sistem perkeretaapian di Sumatera akan terus hidup apabila ada point to point yang kuat. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan bahwa point to point dari Medan ke Danau Toba menjadi lintasan yang bagus sehingga wisatawan semakin termotivasi untuk mengunjungi Danau Toba ataupun sebaliknya.

“Lintasan ini akan menjadi jalur kereta yang traffic-nya luar biasa. Oleh karena itu, kami konsentrasi menjadikan destinasi wisata Danau Toba dengan menggunakan kereta api, selain dengan menggunakan pesawat udara,” ujar Menhub di Stasiun Medan setelah mengikuti beberapa rangkaian kegiatan di Medan diantaranya pengecekan perkembangan proyek jalan tol Medan-Binjai, dan rapat serta penandatanganan MOU pengamanan aset negara dan BUMN bersama beberapa menteri Kabinet Kerja dan Jaksa Agung.

Menggunakan kereta api ke Danau Toba, menurut Menhub, merupakan satu keasyikan tersendiri dan nantinya keberadaan jalur kereta api menuju Danau Toba sangat mendukung Danau Toba menjadi destinasi wisata utama selain Candi Borobudur dan Mandalika.

“Jalur kereta api dari Siantar ke Danau Toba akan mulai dibangun tahun depan dan paling cepat selesai pada tahun 2019,” kata Menhub.

Kereta di Sumatera, Menhub menyatakan, merupakan kebutuhan masyarakat oleh karena itu Kementerian Perhubungan akan menghubungkan Aceh hingga ke Lampung Utara dengan menggunakan kereta api.

“Memang itu proyek jangka panjang, paling tidak pada tahun 2024, Aceh sudah tersambung hingga Lampung dengan menggunakan kereta api. Oleh karena itu, kita akan bangun per segmen dan kita juga akan mengembangkan angkutan kereta api perkotaan yang menghubungkan kota-kota terdekat ke ibukota,” ujar Menhub.

Menhub menjelaskan pembangunan kereta ini memang membutuhkan usaha yang besar. Oleh karena itu, pemerintah sedang membuat skema agar pihak swasta dapat terlibat dalam proyek tersebut sehingga dana pemerintah dapat digunakan untuk pembangunan proyek kereta api di wilayah lainnya.

“Kementerian Perhubungan ingin membangun perkeretaapian tapi anggaran pemerintah hanya tersedia 30% dari kebutuhan dan 70% harus berasal dari pihak swasta,” papar Menhub.

Sementara itu, Dirjen Perkeretaapian Prasetyo Boeditjahjono mengatakan berdasarkan Rencana Induk Perkeretaapian Nasional hingga tahun 2030, Kementerian Perhubungan akan membangun sistem perkeretaapian yang menghubungkan seluruh Sumatera.

“Kalau sekarang kan baru Sumatera Selatan-Lampung, Sumatera Barat saja, Sumatera Utara saja, dan Aceh sepenggal. Oleh karena itu, kami ingin menyambungkan mulai dari Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, dan Lampung dengan total panjangnya 1.600 km,” papar Prasetyo.

Namun demikian, memang masih terdapat kendala dalam menyambungkan sistem perkeretaapian di seluruh Sumatera tersebut.

“Kendalanya adalah APBN yang harus dibagi peruntukannya untuk berbagai proyek pembangunan dan yang lebih penting lagi adalah pembebasan tanah karena sampai sekarang komitmen pemerintah daerah tidak gampang,” ujar Prasetyo. (RY/TH/BS/JAB)