(Jakarta, 24/6/2011) Pemerintah Indonesia dan Australia  pada tanggal 22 Juni 2011 di Jakarta telah melakukan penandatangan Memorandum of Understanding (MOU) guna melakukan peninjauan kembali terhadap MOU hubungan udara yang sebelumnya telah ditandatangani pada tanggal 15 Juli 2010 di Sydney, Australia.

Penandatanganan MOU tersebut dilakukan oleh Direktur Angkutan Udara Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub, E.A. Silooy dan General Manager, Aviation Industry Policy, Department of Infrastructure and Transport, Australia Mr. Stephen Brothwick setelah sebelumnya dilakukan perundingan pada tanggal 21-22 Juni 2011 di Jakarta yang dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Perhubungan, Kementerian Luar Negeri dan perusahaan penerbangan.

Dengan ditandatanganinya review MOU hubungan udara antara Indonesia dan Australia tersebut, akan membuka peluang yang lebih besar bagi perusahaan penerbangan nasional untuk melakukan penerbangan ke/dari Australia. Kedua negara sepakat untuk melakukan kenaikan kapasitas hak angkut sebanyak kurang lebih 80 % dari hak angkut yang tersedia sebelumnya. Diharapkan dengan kenaikkan kapasitas hak angkut tersebut dapat mendorong seluruh perusahaan penerbangan nasional untuk melakukan penerbangan ke/dari point – point di Australia.

Guna mendorong penerbangan kargo, pemerintah Indonesia juga membuka peluang bagi perusahaan penerbangan nasional dan perusahaan penerbangan Australia dengan membuka point Jakarta, Medan, Surabaya, Denpasar dan Makassar ke semua point di Australia tanpa batasan frekuensi dan kapasitas.

Selain itu disepakati pula  untuk memberikan peluang kepada perusahaan penerbangan kedua negara dalam melakukan kerjasama antar perusahaan penerbangan dengan lebih fleksibel, terutama apabila bertindak sebagai marketing carrier.


Saat ini, maskapai penerbangan Indonesia yang terbang ke Australia adalah Garuda Indonesia dan Indonesia Air Asia yang terbang ke Sydney, Melbourn, Perth, dan Darwin. Sedangkan Perusahaan Penerbangan Australia yang terbang ke Jakarta dan Denpasar adalah Qantas, Jetstar, Virgin Blue dan Strategic Airline. (DYH)