(Jakarta, 05/01/10) Menyusul penolakan pengisian avtur yang dilakukan pihak Bandara Mozes Kilangin, Timika, Papua, maskapai Garuda Indonesia memutuskan untuk menghentikan sementara jadwal penerbangan mereka ke bandara tersebut, terhitung mulai 4 Januari 2010 hingga waktu yang tidak ditentukan. Garuda akan kembali menerbangi rute itu jika pihak pengelola bandara, yaitu PT Freeport, dapat menjamin ketersediaan avtur bagi pesawat mereka yang singgah di Timika.
 
”Langkah (penghentian jadwal ke Timika) ini kami lakukan dengan alasan keselamatan dan keamanan penerbangan. Sebagai anggota IATA, kami mengacu pada ketentuan IOSA (IATA Operational Safety Audit), yaitu kami hanya bisa terbang ke bandara tujuan yang ada kepastian soal ketersediaan fuel-nya. Kalau pihak bandara tidak bisa memberikan jaminan soal fuel seperti yang mereka sebutkan dalam suratnya kepada kami, maka kami tidak bisa terbang ke bandara tersebut. Secara resmi surat pemberitahuan ini sudah kami kirimkan ke sana,” jelas Juru Bicara Garuda Indonesia Pujobroto, saat dihubungi di Jakarta, Selasa (5/1) pagi.
 
Pujobroto memaparkan, sebagai maskapai komersil pemegang sertifikat IOSA yang dikeluarkan IATA (International Air Transport Association) untuk kepentingan keselamatan penerbangan tersebut, maka telah menjadi kewajiban Garuda untuk memberikan standar safety sebagaimana yang ditetapkan oleh organisasi tersebut. ”Salah satunya adalah soal kepastian ketersediaan fuel bagi pesawat-pesawat Garuda di bandara yang dituju. Kalau pihak bandara tidak dapat memberikan jaminan itu dan kami tetap terbang juga, itu berarti kami dengan sengaja melanggar aturan IATA,” ungkapnya.
 
Kepastian soal ketersediaan bahan bakar di sebuah bandara, lanjut dia, tidak hanya untuk keperluan penerbangan bandara tersebut menuju bandara lain yang menjadi tujuan berikut. Tetapi bandara terkait juga harus dapat memastikan ketersediaan bahan bakar untuk keperluan cadangan pesawat. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya kondisi darurat yang membutuhkan bahan bakar di luar kebutuhan pokok.
 
”Misalnya ketika pesawat harus divert, mengalihkan rute penerbangan ke tempat lain karena cuaca buruk terjadi di bandara tujuan. Atau ketika pesawat harus holding, berputar-putar beberapa di udara sebelum mendarat karena ada masalah tertentu,pastinya pesawat harus memiliki bahan bakar yang cukup untuk itu, baik untuk kebutuhan pokok maupun cadangan untuk menghadapi kondisi-kondisi semacam itu. Nah, jika Bandara Timika tidak bisa menyediakan BBM kepada Garuda, dikhawatirkan keselamatan penumpang Garuda akan terganggu,” papar Pujobroto.
 
Ditambahkan Pujo, disebutkan jelas oleh pihak Bandara Mozes Kilangin, Timika, dalam surat yang dikirimkan kepada perusahannya pada 3 Januari 2010, bahwa pihak bandara tidak bisa memberi bahan bakar avtur kepada Garuda sampai batas waktu yang ditentukan kemudian. ”Ini artinya tidak ada kepastian yang dapat diberkan pihak bandara. Karena itu, untuk alasan keselamatan, kami memutuskan untuk menghentikan jadwal penerbangan ke Timika sampai ada jaminan kepastian soal avtur bagi pesawat-pesawat kami yang akan mendarat di sana,” ujarnya.
 
Selama ini Garuda Indonesia terbang rutin setiap hari ke Timika dengan jadwal rutin sekali per hari. Dan, sejauh ini pula tidak ada masalah dengan proses pengisian bahan bakar di Bandara Mozes Kilangin. ”Atas kondisi ini, Garuda memohon maaf kepada para pengguna jasa. Tapi ini kami lakukan terkait juga dengan keselamatan para penumpang,” pungkasnya. (DIP)