(Jakarta, 24/08/2010) Maskapai penerbangan haji nasional, Garuda Indonesia, diminta menjaga performa armada yang akan digunakan dalam pelaksanaan angkutan haji tahun ini, terutama dalam hal keamanan dan keselamatan. Hal tersebut diharapkan bisa mendukung pelaksanaan angkutan haji agar tertib, lancar, dan aman.
 
”Saya senang karena pesawat yang disewa Garuda untuk penerbangan haji nanti mayoritas baru-baru. Yang lama mungkin hanya satu-dua, milik Garuda sendiri, dan itu pun hanya untuk cadangan. Tetapi, meski baru, performanya juga harus dijaga. Ini penting untuk memberikan jaminan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan jemaah kita,” ujar Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bhakti S Gumay, Selasa (24/8).
 
Pernyataan tersebut diungkapkan Dirjen Herry Bhakti usai menjadi saksi dalam acara penandatanganan Kontrak Penerbangan Haji tahun 1431 H antara masksapai Garuda Indonesia dan Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umroh di kantor Kementerian Agama, Jakarta. Dikatakannya, Kementerian Perhubungan melalui Ditjen Perhubungan Udara akan mendukung penuh aktivitas pelayanan pengangkutan haji tersebut, salah satunya dengan melakukan pengawasan yang ketat terkait faktor keamanan dan keselamatan penerbangan.
 
”Baik kepada Garuda Indonesia maupun Saudi Arabia Airlines yang juga menjadi maskapai pengangkut jemaah haji Indonesia, pengawasan akan kita lakukan intensif di seluruh embarkasi melalui pola ramp check. Kita semua berharap, pelaksanaan angkutan haji mendatang bisa dilakukan dengan tertib dan lancar,” imbuhnya.
 
Menanggapi pernyataan Dirjen Herry tersebut, Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar mengungkapkan pihaknya siap melaksanakan seluruh amanat yang dibebankan kepadanya. ”Sesuai arahan Dirjen Perhubungan Udara, seluruh pesawat yang kita sewa untuk pengangkutan haji kali ini baru semua. Bahkan, ada yang rakitan 2009,” terangnya.
 
Dari total 211 ribu jemaah haji Indonesia pada musim haji kali ini, Garuda Indonesia mendapatkan jatah mengangkut sebanyak 116.789 jemaah yang terbagi dalam 300 kelompok terbang (kloter) melalui 10 embarkasi di seluruh Indonesia. Yaitu Banda Aceh (12 kloter), Padang (21 kloter), Palembang (21 kloter), Jakarta (49 kloter), Solo (88 kloter), Surabaya (19 kloter), Banjarmasin (15 kloter), Balikpapan (15 kloter), Makassar (42 kloter), dan Medan (18 kloter).
 
”Sementara sekitar 94 ribuan jemaah sisanya, diangkut oleh Saudi Arabia Airlines, maskapai milik pemerintah Arab Saudi,” imbuh Dirjen Pelaksanaan Haji dan Umrah Kementerian Agama Slamet Riyanto. Menutur Slamet, jika tahun ini dan tahun-tahun sebelumnya hanya dua maskapai tersebut yang melayani penerbangan jemaah haji Indonesia, pada tahun mendatang dimungkinkan akan dilibatkan beberapa maskapai lain dalam proses tender angkutan penerbangan haji.
 
Emirsyah menambahkan, untuk memfasilitasi seluruh jemaah yang akan diangkutnya, Garuda menyediakan sebanyak 15 unit pesawat berbadan lebar. Pesawat-pesawat itu terdiri dari empat unit pesawat Boeing seri 747 yang berkapasitas 455 kursi, satu unit Boeing 767 kapasitas 325 kursi, enam unit Airbus A330 seri 300 berkapasitas 380 kursi, dan empat unit Airbus 330 seri 200 berkapasitas 360 kursi.
 
”Kemudian untuk memudahkan proses interaksi pemanduaan jemaah di dalam pesawat, kami juga merekrut awak kabin dari masing-masing embarkasi. Dari 814 awak kabin, 725 orang (90 persen) di antaranya merupakan putra-putri daerah. Dengan ini, kita harapkan kendala bahasa dalam berkomunikasi yang dilakukan jemaah bisa teratasi, mengingat sebagian besar jemaah hanya mampu berbahasa daerah,” pungkasnya. (DIP)