(Jakarta, 05/01/10) Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bakti S Gumay meminta PT Freeport melalui anak perusahannya, Airfast Aviation Facilities Company (AVCO), selaku pengelola Bandara Mozes Kilangin, Timika, untuk mengevaluasi dan mereinventarisasi kebutuhan bahan bakar bagi seluruh penerbangan di bandara tersebut.
 
”Tidak hanya untuk kebutuhan sendiri, tetapi AVCO juga harus menghitung ulang kebutuhan bagi seluruh maskapai komersil yang singgah di sana seperti Garuda atau Merpati. Karena statusnya sekarang bukan lagi bandara khusus, tetapi sudah jadi bandara umum. Karena itu, yang dilayani tidak lagi hanya pesawat milik Freeport saja, pesawat lain juga harus dipenuhi kebutuhannya,” terang Herry Bakti dalam jumpa pers di kantornya, Selasa (5/1).
 
Herry menambahkan, jika menurut evaluasi internal tersebut daya suplai pengisian BBM ternyata tidak menutupi seluruh kebutuhan, setidaknya untuk kebutuhan minimal (minimum requirement), anak perusahaan itu disarankan membuka kesempatan bagi operator penyedia bahan bakar untuk membuka depot pengisian di Mozes Kilangin.
 
”Bisa Pertamina, Petronas, Shell, atau lain-lain. Intinya, bandara harus bisa memenuhi persyaratan minimum requirement bagi sebuah bandara umum,” lanjutnya.
 
Herry sempat memberikan klarifikasi bahwa yang melayani pengisian avtur bagi pesawat-pesawat yang beroperasi di Mozes Kilangin tersebut bukanlah Pertamina, sebagaimana disebutkan dalam pemberitaan sebelumnya. ”AVCO yang bertindak sebagai pengelola bandara, AVCO juga yang melayani pasokan bahan bakar bagi pesawat-pesawat di bandara itu. Jadi, bukan Pertamina yang mengisi ke pesawat. Kalau minyaknya sendiri didatangkan AVCO dari Surabaya, mungkin saja dia beli dari Pertamina, tapi untuk pengisian ke pesawat dilakukan sendiri oleh AVCO,” papar Herry Bakti.
 
Secara terpisah, Juru Bicara PT Pertamina Basuki Trikora Putra, juga telah menyampaikan klarifikasi seputar informasi operator pelayanan pengisian BBM di Mozes Kilangin. ”Pertamina tidak memiliki operasi pengisian pesawat di Bandara Timika untuk melayani airlines. Kepemilikan dan pelayanan avtur dilaksanakan langsung oleh Freeport,” terang Basuki dalam penjelasan resminya kepada Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan, sebagai tanggapan atas pemberitaan sebelumnya yang menyebutkan Pertamina sebagai operator pengisian BBM di Timika. (DIP)