(Banten, 10/5/2011) Kehadiran Flyover Merak diharapkan dapat menjadi bagian dari upaya mengatasi kemacetan yang terjadi di Pelabuhan Merak. Apabila terjadi kemacetan, arus barang menjadi tidak lancar dan menyebabkan kenaikan harga. Sehingga akan menyebabkan biaya logistik yang tinggi. Saat ini, biaya logistik terhadap seluruh produk di Indonesia adalahsebesar 14,4% dari total biaya keseluruhan biaya barang dibandingkan dengan Jepang yang hanya 4-5%.

“Oleh karena itu tidak boleh terjadi bottleneck di Pelabuhan Merak dan Pelabuhan Bakauheni. Infrastruktur adalah salah satu kunci penting untuk menekan biaya logistik di Indonesia,” tegas Menko Perekonomian Hatta Rajasa saat meresmikan Flyover Merak di Pelabuhan Merak, Banten, Selasa (10/5).

Namun demikian, Hatta Rajasa melanjutkan, selain Flyover Merak, masih dibutuhkan kerja keras dari berbagai pihak seperti Kementerian Perhubungan, PT. ASDP Indonesia Ferry, dan para pemangku kepentingan lainnya misalnya dengan  peningkatan kualitas kapal-kapal penyeberangan.

Saat ini terdapat hampir tiga ribu truk yang melintasi Selat Sunda setiap harinya. Hatta Rajasa menjelaskan, pada 2009, terdapat 2,7 juta kendaraan roda empat yang menyeberangi Selat Sunda dan pada 2010, meningkat menjadi 2,9 juta kendaraan roda empat. “Dipastikan pada tahun 2011, sudah di atas 3 juta kendaraan,” jelasnya.

Turut hadir dalam peresmian flyover Merak tersebut adalah Menteri PU Djoko Kirmanto, Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono, Wakil Gubernur Banten Muhammad Masduki, Perwakilan dari Duta Besar Jepang, dan perwakilan dari JICA selaku pemberi pinjaman. (RY)