(Biak 22/1/2010) Aksesibilitas masyarakat Papua kian bertambah dengan kehadiran dua kapal penyeberangan perintis baru yang akan melayani pelayaran di perlintasan Teluk Cendrawasih, kawasan pantai utara Papua. Kedua kapal tersebut merupakan bagian dari program pemerintah dalam mewujudkan sistem transportasi masa depan yang berkelanjutan.

”Target Pemerintah adalah melakukan pendekatan arah pada perwujudan interconnectivity, yaitu keterhubungan antarpulau-pulau untuk mendekatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat di seluruh wilayah secara merata,” terang Menteri Perhubungan Freddy Numberi saat meresmikan pengoperasian KMP Masirei dan KMP Kasuari Pasifik IV di Pelabuhan Biak, Papua, Jumat (22/1). Dengan konsep interkoneksitas tersebut, diharapkan isolitas masyarakat di wilayah kepulauan tersebut bisa teratasi.

KMP Masirei yang akan dioperasikan Pemkab Biak tersebut direncanakan melayani rute Kabuena (Serui) – Waren – Nabire (PP). Sedangkan KMP Kasuari Pasifik IV yang pengoperasiannya diserahkan kepada PT ASDP Indonesia Ferry, akan melayari rute Biak –Numfor – Manokwari (PP). Kedua kapal baru tersebut akan melayani masyarakat Papua bersama dua kapal penyebarangan yang telah ada sebelumnya, yaitu KMP Gutila (Mokmer – Kabuena – Waren – Nabire) dan KMP Teluk Cenderawasih II (Mokmer – Numfor – Manokwari).

Kedua kapal baru yang berbobot masing-masing 500 GT tersebut merupakan kapal yang dibangun Satuan Kerja Pengembangan Lalu Lintas Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan yang berada di bawah naungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan dengan sumber pendanaan APBN tahun anggaran 2008/2009.

Bersamaan dengan kedua kapal tersebut, pada 2008 pemerintah juga membangun 14 unit kapal penyeberangan lain dengan ukuran 200 GT, 300 GT, 500 GT, 600 GT dan 1500 GT. Sebanyak sembilan kapal di antaranya telah selesai sesuai jadwal, yaitu tahun 2009, dan telah diserahkan ke pelbagai wilayah untuk dioperasikan sebagai kapal perintis. Sementara tujuh unit lainnya masih dalam proses pembangunan dan dijadwalkan selesai pada tahun 2010 ini.

Selain itu, pada 2009, pemerintah juga mengalokasikan telah kembali pembangunan enam unit kapal ukuran 300 GT dan 500 GT yang direncanakan selesai pada 2010. Kemudian untuk tahun anggaran 2010, telah dipesan sebanyak tiga unit kapal berukuran 500 GT dan direncanakan selesai pada 2011.

Pada kesempatan yang sama, dilakukan pula prosesi serah terima 11 proyek infrastruktur perhubungan senilai total Rp219,9 miliardari Pemprov Papua kepada pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan untuk dipergunakan dalam tugas-tugas operasional tahun 2010. Kesebelas proyek yang pendanaannya berasal dari dana otonomi khusus Provinsi Papua tersebut meliputi infrastruktur transportasi darat, penyeberangan dan udara.

Pada acara peresmian tersebut, Menhub didampingi Dirjen Perhubungan Darat Soeroyo Alimoeso, Dirjen Perhubungan Udara Herry Bakti S Gumay, Dirjen Perkeretaapian Tundjung Inderawan, serta Direktur Pelabuhan dan Pengerukan Ditjen Perhubungan Laut Suwandi Saputro. Selain itu, hadir pula Gubernur Papua Barnabas Suebu dan Gubernur Papua Barat Abraham O. Atururi yang didampingi para Bupati dan Wali Kota se- Provinsi Papua dan Papua Barat. (DIP)