(Jakarta, 05/01/10) Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementrian Perhubungan Herry Bakti S Gumay menjelaskan, pihaknya berencana akan segera mempertemukan pihak Pengelola Bandara Mozes Kilangin Timika (Freeport) dengan PT Garuda Indonesia guna membahas persoalan terkait penolakan pengisian avtur oleh pihak Bandara Mozes Kilangin kepada pesawat Garuda GA 653, pada kesempatan pertama, jika mungkin hari ini (Selasa, 5/1) atau besok.

”Kita sudah kirimkan surat pemanggilan. Tidak hanya kepada pengelola Bandara Timika, tetapi kepada Garuda juga. Kedua-duanya kita panggil untuk kita temukan. Intinya, kita ingin meng-clear-kan masalah ini,” jelas Herry Bakti saat dihubungi, Selasa pagi.

Herry mengungkapkan, surat pemanggilan bagi kedua perusahaan yang tengah berseteru tersebut dilayangkan pihaknya hari Senin, 4 Januari 2010 kemarin. ”Mereka (pihak PT Freeport) terbang dari Timika menuju Jakarta hari ini. Mereka terbang langsung dari Freeport. Sekarang kita sedang menunggu kedatangan mereka. Kalau mereka tiba, akan langsung kita temukan dengan pihak Garuda di sini (kantor Ditjen Perhubungan Udara),” lanjut Herry Bakti.

Namun, Herry menambahkan, mengingat lamanya rute penerbangan antara Timika-Jakarta, ada kemungkinan pertemuan untuk membahas tentang kasus penolakan pengisian BBM ini Rabu, 6 Januari 2010, besok. ”Kalau mereka bisa sampai Jakarta siang atau sore, kita akan bahas hari ini juga. Tapi kalau tidak memungkinkan, bisa jadi besok baru kita buat pertemuannya,” pungkas Herry Bakti, yang pada wawancara sebelumnya, menilai bahwa penolakan yang dilakukan PT Freeport tersebut merupakan sebuah kesalahan, mengingat status Mozes Kilangin sebagai bandara umum internasional.

Dikonfirmasi secara terpisah beberapa saat sebelumnya, Juru Bicara Perusahaan Garuda Indonesia Pujobroto menyatakan kesiapannya untuk memberikan keterangan tentang insiden yang dialami salah satu penerbangnya itu, yakni Capt. Manotar Napitupulu.

”Kami siap memberikan klarifikasi, agar kami tidak dibilang mengada-ada. Kapanpun Dephub meminta kami untuk datang, kami siap. Nanti kami akan hadirkan Capt. Napitupulu untuk memberikan kronologi peristiwa di sana,” ujarnya saat dihubungi.

Pujo menegaskan bahwa dalam kejadian pesawat Garuda yang tidak diizinkan mengisi bahan bakar di Bandar Udara Timika, Garuda sama sekali tidak melakukan kesalahan. ”Dan karenanya tidak ada dasar bagi Garuda untuk meminta maaf kepada PT Freeport,”tandasnya. (DIP)