JAKARTA - Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Capt. Bobby R. Mamahit memimpin delegasi Indonesia pada pertemuan 8th Cooperation Forum (CF), 40thTripartite Technical Expert Group (TTEG), dan 8th Project Coordination Committee (PCC) yang diselengarakan Singapura. Rangkaian Pertemuan tersebut akan diselenggarakan secara back to back pada tanggal 5 s.d. 9 Oktober 2015.

Ketiga pertemuan tersebut adalah pertemuan rutin yang diselenggarakan setiap tahun secara bergantian oleh 3 (tiga) negara pantai (Indonesia, Malaysia dan Singapura) sesuai urutan abjad bersama user states dan stakeholder guna membahas mengenai keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim di Selat Malaka dan Selat Singapura. Sebelumnya, pada tahun 2014, Malasysia juga telah menjadi tuan rumah pada pertemuan 39th TTEG, 7th PCC, and7th CFyang diselenggarakan di Langkawi, Malaysia.

Adapun pada pertemuan kali ini, SIangpura telah menyusun jadwal pertemuan sebagai berikut:

a.Pertemuan 8th Cooperation Forum (CF), akan dilaksanakan pada tanggal 5 s.d. 6 Oktober 2015;

b.Pertemuan40thTripartite Technical Expert Group (TTEG), akan dilaksanakan pada tanggal 7 s.d. 8 Oktober 2015;

c.Pertemuan 8thProject Coordination Committee (PCC), akan dilaksanakan pada tanggal 9 Oktober 2015

Beberapa agenda utama yang akan dibahas pada pertemuan tersebut, adalah sebagai berikut :

a.Straits Project 1- Removal of Wrecks in the Traffic Separation Scheme in the SOMS;

b.Straits Project 5- Replacement and Maintenance of Aids to Navigation in the SOMS;

c.Straits Project 9- Ship Traffic Management System in the SOMS;

d.Straits Project 10- Study of the Blueprint for the Future development of Safety of Navigation and Marine Environment Protection in the SOMS;

e.Straits Project 2- Co-operation and Capacity-Building on Hazardous and Noxious Substances (HNS) Preparedness and Response in the SOMS;

Pertemuan 8th Cooperation Forum (CF) merupakan high-level yang akan membahas dan laporan agenda mengenai perkembangan Starits Project di bidang keselamatan dan perlindungan lingkungan maritim. Pertemuan ini dibuka oleh Senior Minister of State of Singapore, Mrs. Josephine Teo.

Pada acara ini Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Capt. Bobby R. Mamahit memimpin langsung delegasi dari Indonesia. Adapun anggota delegasi Indonesia pada pertemuan ini selain dari para pejabat di lingkungan Direktorat Perhubungan Laut yang terkait juga berasal dari Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan dan Dishidros TNI-AL,

Sedangkan 40thTripartite Technical Expert Group (TTEG) dan 8thProject Coordination Committee (PCC) merupakan pertemuan teknis yang akan membahas perkembangan dan implementasi dari Straits Projects. Pada pertemuan ini akan dibentuk 3 (tiga) Technical Working Group, yaitu :

a.Technical Working Group (TWG) 1 (Led by Malaysia)

1)Straits Project 1- Removal of Wrecks in the Traffic Separation Scheme in the SOMS;

2)Straits Project 2- Co-operation and Capacity-Building on Hazardous and Noxious Substances (HNS) Preparedness and Response in the SOMS;

b.Technical Working Group (TWG) 2 (Led by Indonesia)

1)Straits Project 5- Replacement and Maintenance of Aids to Navigation in the SOMS;

2)Straits Project 10- Study of the Blueprint for the Future development of Safety of Navigation and Marine Environment Protection in the SOMS;

c.Technical Working Group (TWG) 3 (Led by Singapore)

-Straits Project 9- Ship Traffic Management System in the SOMS;

Sebagai informasi, pertemuan TTEG sendiri dibentuk berdasarkan joint statement pada tahun 1977 antara tiga Negara Pantai untuk membahas berbagai kebijakan yang terkait dengan keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim di Selat Malaka dan Selat Singapura. Selanjutnya, dalam rangka kerja sama melalui TTEG dimaksud dan dengan dukungan International Maritime Organization (IMO), dibentuklah forum kerja sama Co-operative Mechanism (CM) berdasarkan pada kesepakatan Singapore Statement tahun 2007 dengan tujuan untuk mewujudkan implementasi Article 43 UNCLOS 1982, yang mendorong peran serta user states dan stakeholders dalam meningkatan keselamatan dan perlindungan lingkungan maritim di Selat Malaka dan Selat Singapura.

Dalam kerangka Co-operative Mechanism (CM) inilah dibentuk 3 (tiga) komponen yang mengadakan pertemuan secara berkala, yaitu Co-operation Forum (CF), Project Co-ordination Committee (PCC), dan Aids to Navigation Fund (ANF). Pertemuan CF memegang peranan penting karena merupakan forum pertemuan high level yang memfasilitasi kerja sama antara user states, shipping industry dan stakeholders. Forum ini akan mengidentifikasi dan menyusun proyek-proyek prioritas dalam rangka peningkatan keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan di kawasan tersebut. Pertemuan PCC bertujuan untuk mengkoordinasikan implementasi berbagai kegiatan proyek yang dilaksanakan di bawah kerangka Co-operative Mechanism, di mana sponsor dari suatu proyek turut menjadi anggota komite dan berperan atau berkoordinasi dalam proyek-proyek tersebut.

Dengan diselenggarakannya pertemuan tersebut, menunjukkan komitmen Pemerintah dalam mendukung keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim di Selat Malaka dan Selat Singapura serta turut berpartisipasi aktif dalam dunia pelayaran Internasional guna mendukung terwujudnya safe, secure and efficient shipping on clean oceans. (Humas Ditjen Hubla)