(Surabaya, 04/09/09) Pada tahun ini jumlah keseluruhan pemudik secara nasional diprediksi akan naik sekitar 6,11% dan sekitar 10% dari jumlah tersebut akan mudik ke wilayah Jawa Timur. Namun demikian Dirjen Darat menyatakan bahwa prediksi di tingkat nasional menunjukkan penyebaran ke wilayah Jatim, baik Surabaya maupun perbatasan dengan Jawa Tengah kemungkinan akan berkurang.



Hal ini diungkapkan oleh Dirjen Perhubungan Darat Soeroyo Alimoeso ketika mewakili Menhub dalam Rapat Kordinasi Angkutan lebaran dengan Pemprov Jawa Timur di Surabaya pada hari Kamis, 3 September 2009. Dirjen juga mengingatkan bagi aparat Dinas Perhubungan Jawa Timur serta pihak ASDP untuk benar-benar mempersiapkan pengaturan yang baik bagi sepeda motor yang akan menyeberang dari Pelabuhan Gilimanuk, Bali ke Ketapang, Jawa Timur.



“Saya meminta untuk Pelabuhan Ketapang - Gilimanuk, pada saat mudik pengendara sepeda motor  dari Bali betul-betul diatur, karena pengalaman tahun lalu pengendara sepeda motor cukup besar sehinga akan mengangu kondisi penyeberangan”, ujar Dirjen Perhubungan Darat, Soeroyo Alimoeso.  Perhatian penuh juga  harus diberikan bagi daerah-daerah yang  biasanya akan digunakan sebagai jalan alternatif, terutama perihal ketersediaan rambu-rambu lalulintas sehinga akan membantu kelancaran perjalanan mudik Lebaran masyarakat.



Pada tahun ini diperkirakan mobilisasi masyarakat Jabodetabek yang akan mudik  yang akan menggunakan fasilitas angkutan umum pada seluruh moda diperkirakan sekitar 16 juta orang. Dirjen Darat juga menyatakan bahwa jumlah pemudik yang tidak menggunakan fasilitas angkutan umum diprediksi akan naik. “Sedangkan yang menggunakan angkutan lain seperti sepeda motor akan meningkat  jadi 20% yaitu 2,6 juta sepeda motor lebih, kalau yang naik 2 orang maka akan jadi 5,7 juta orang dan yang akan menggunakan mobil pribadi kemungkinan akan jadi 1,4 juta. Sehingga dapat diperkirakan jumlah keseluruhan pemudik yang akan mobilisasi dari wilayah Jabodetabek ke seluruh wilayah di Indonesia  ialah 30 juta orang”, ujar Dirjen Perhubungan Darat. 



Khusus pergerakan pemudik dari DKI, secara teori semua sarana dan prasarana sudah cukup siap, namun dari praktek tentu akan ada masalah yang akan dihadapi, terutama masalah jalan dan kemacetan.  Pada tahun 2008, kemacetan di pintu perlintasan dan pasar tumpah sekitar 3-4 jam, sehingga dapat diperkirakan waktu perjalanan tidak akan mejadi ideal bagi para pemudik. Dirjen Perhubungan Darat juga meminta kepada semua jajaran Perhubungan Kabupaten dan Kota di Indonesia, khususnya Jawa Timur agar selalu berkordinasi dengan aparat kepolisian  untuk memperhatikan kenyamanan dan kesiapan sarana serta prasaran di daerah-daerah wisata yang biasa dikunjungi oleh masyarakat yang tidak melaksanakan mudik Lebaran.


Kegiatan mudik lebaran merupakan fenomena satu-satunya di dunia. Dalam tradisi ini, baru dapat dikatakan mudik apabila masyarakat pemudik tersebut dapat tiba di kampung halamannya sebelum takbir Idul Fitri. Oleh karena itu segenap lapisan masyarakat akan berlomba-lomba untuk dapat tiba di kampung halamannya dalam waktu yang hampir bersamaan, sehingga menciptakan kebutuhan transportasi yang luar biasa besar dalam jangka tertentu saja.   Para pemudik yang menggunakan sepeda motor dan mobil pribadi (bukan angkutan umum) merupakan komponen pemudik yang memberikan warna tersendiri pada dinamika pengaturan arus mudik. Walaupun banyak kalangan berpendapat, setiap tahun dilakukan persiapan arus mudik tapi setiap tahun pasti ditemui masalah yang mirip yaitu kemacetan dan hambatan yang hampir mirip. Selain itu meskipun secara global bentuk persoalannya sama tapi dinamika yang terjadi di lapangan sangat berbeda pada setiap tahunnya.



Terkait dengan kesiapan jalan dalam Kesiapan Angkutan Lebaran tahun 2009, dalam rapat koordinasi yang dipimpin oleh Menko Perekonomian beberapa waktu lalu, Menteri PU telah menyampaikan kesiapannya untuk merehabilitasi jalan dan memperbaiki jalan agar dapat digunakan lebih nyaman dan tidak menimbulkan kendala yang diperkirakan akan selesai pada H-10. Jajaran kereta api akan menyiapkan lokomotif, gerbong, kereta serta lintas jalannya yang saat ini sedang diteliti ulang agar tidak ada kendala selama arus mudik. Demikian juga pada angkutan sungai, danau dan penyeberangan semua telah siap untuk melayani arus mudik (RF)