LONDON (29/11) - Delegasi Indonesia yang diketuai oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut, R. Agus H. Purnomo terus mempromosikan pencapaian dan kemajuan sektor maritim tanah air kepada negara-negara anggota International Maritime Organization (IMO) atau Organisasi Maritim Internasional pada acara coffee break IMO yang disponsori oleh Pemerintah Indonesia di London, Inggris kemarin (28/11).

Salah satu pencapaian yang diangkat adalah sektor kepelabuhanan yang terus berbenah dengan memanfaatkan teknologi informasi dan meningkatkan kemampuan agar bisa melayani perdagangan internasional serta mampu disandari oleh kapal berukuran raksasa.

"Sektor kepelabuhanan terus berbenah, pemanfaatan teknologi informasi "inaportnet" terus diterapkan di pelabuhan-pelabuhan di Indonesia untuk menurunkan biaya logistik sehingga akan meningkatkan daya saing dengan negara lain," ujar Dirjen Agus.

Dirjen Agus mengatakan bahwa Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, terus didatangi kapal-kapal raksasa pengangkut kontainer kelas dunia.

"Pelabuhan Utama di Indonesia sudah mampu disandari kapal-kapal bermuatan besar dan bisa langsung melakukan bongkar muat di Indonesia tanpa melewati negara tetangga," ujar Dirjen Agus.

Sebelumnya, karena tidak bisa langsung bersandar di RI, kapal-kapal raksasa dengan berbagai muatan dari seluruh dunia harus bersandar di Singapura. Setelah tiba di Singapura, muatan kontainer di kapal kemudian disebarkan ke negara-negara sekitar Singapura.

Namun, dengan dimungkinkannya kapal raksasa bersandar langsung di RI, maka lalulintas barang dari berbagai negara yang punya hubungan dagang dengan Indonesia bisa bersadar dengan rute langsung tanpa perlu lagi mampir di Singapura. Biaya logistik pun bisa dihemat dan menguntungkan pelaku industri di Indonesia.

"Dengan demikian, sektor perdagangan internasional akan terus meningkat, dengan biaya yang kompetitif dan transparan, pelabuhan di Indonesia bisa disejajarkan dengan pelabuhan di negara lain. Yang diperlukan adalah kemauan dan komitmen bersama dari semua pemangku kepentingan untuk menjadikan Indonesia yang lebih baik dan mempunyai posisi yang kuat di peta maritim dunia," tutup Dirjen Agus. (YSP/HA)