Yogyakarta – Pengembangan sistem transportasi sangat penting dilakukan untuk melayani konektivitas di kawasan perkotaan. Konsep Smart City dan Smart Mobility menjadi salah satu konsep yang baik untuk diterapkan karena dapat mengefisienkan perjalanan masyarakat perkotaan dengan mengutamakan penggunaan angkutan massal yang pintar, terintegrasi, dan berkelanjutan. Demikian disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat memberikan kuliah umum orasi ilmiah tentang Smart City Smart Mobility di Universitas Asyiyah, Yogyakarta pada Minggu (3/11).

“Sistem transportasi di kawasan perkotaan harus Smart, Integrated serta Sustainable sehingga meminimalkan perjalanan masyarakat, serta membuat angkutan umum menjadi pilihan utama dalam berpergian dan mesti aksesibel untuk segala kelompok masyarakat," ujarnya.

Menhub mengungkapkan, pada tahun 2045 jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di perkotaan diprediksi akan menyentuh angka 70%. Terkait hal itu Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyebut pesatnya pertumbuhan penduduk di perkotaan harus diikuti dengan perbaikan kota serta sistem transportasinya.

"Sekarang yang terjadi masyarakat di kawasan perkotaan cenderung lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi dibanding angkutan massal. Akibatnya muncul beberapa permasalahan seperti kemacetan dan polusi udara. Untuk itu, perbaikan sistem transportasi perlu dilakukan untuk meningkatkan tingkat layak hidup masyarakat, perekonomian dan juga kualitas lingkungan di kawasan perkotaan. Hal itu bisa terwujud melalui konsep Smart City dan Smart Mobility,” ungkap Menhub.

Menhub mengatakan bahwa Kemenhub terus berupaya untuk mengintensifkan pengembangan angkutan massal di kawasan perkotaan seperti LRT, MRT, Kereta Komuter, dan BRT untuk meningkatkan presentase penggunaan moda angkutan massal menjadi 60 hingga 80 persen dari total seluruh penggunaan kendaraan untuk bertransportasi, seperti halnya di Singapura, Jepang dan kota-kota lainnya kota yang sudah lebih maju.

Dijelaskan lebih lanjut oleh Menhub, Smart City merupakan Kawasan Perkotaan yang telah mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi dalam tata kelola sehari-hari dengan tujuan mempertinggi efisiensi, memperbaiki pelayanan publik dan meningkatkan kesejahteraan warga. Sedangkan Smart Mobility sebuah sistem transportasi yang memungkinkan masyarakat untuk bergerak seminimal dan secepat mungkin dengan hambatan yang rendah untuk mencapai kebutuhannya.

“Konsep tersebut menggabungkan system transportasi yang smart, integrated, dan sustainable yang dapat membuat angkutan umum massal dan angkutan yang ramah lingkungan menjadi pilihan utama,” tandas Menhub.

Indikator keberhasilan dari konsep tersebut yaitu : terciptanya mixed modal accsess atau masyarakat bisa menggunakan berbagai macam moda transportasi tanpa menggunakan kendaraan pribadi, terciptanya masyarakat yang menyukai berjalan kaki, dan bersepeda dengan di dukung infrastruktur yang memadai, dan terwujudnya pemanfaatan teknologi informasi secara terintegrasi untuk memudahkan masyarakat melakukan mobilitas.

Adapun konsep smart mobility terlihat dari tersediannya sejumlah fasilitas pendukung, misalnya yaitu : terdapat sejumlah moda transportasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, sistem pembayaran menggunakan satu kartu, tersedianya smart parking untuk mengakomodir pengguna kendaraan pribadi dengan mengatur zona wilayah (semakin ke pusat kota, biaya parkir semakin mahal), tersedianya pilihan moda transportasi micro seperti : otoped, sepeda dan kendaraan kecil lainnya yang dapt memudahkan mobilitas, tersedia bike sharing, dan terdepat Advance Traffic Management System yaitu manajemen lalu lintas yang terintegrasi yang dapat memastikan kelancaran lalu lintas dan kenyamanan pengguna jalan. (GD/RDL/YSP/HA)