(Jakarta, 17 September 2009) Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Departemen Perhubungan memastikan akan memberikan sanksi peringatan keras kepada PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) karena dinilai telah melanggar komitmen tentang pelaksanaan angkutan mudik 2009. Pelanggaran komitmen yang dilakukan Pelni tersebut menyebabkan telantarnya sekitar 3.400 calon penumpang KM Awu di Pelabuhan Sampit yang akan mudik ke Semarang, Jawa Tengah, Rabu (16/9).

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut Dephub Leon Muhammad ketika dikonfirmasi, Kamis (17/9), menjelaskan, pihaknya telah memangil komisaris dan direksi PT Pelni untuk melakukan klarifikasi.

”Kami sudah memanggil dan mengkonfirmasikan permasalahan di Sampit kepada komisaris dan direksi PT Pelni, tadi. Intinya, mereka akan bertanggung jawab mengangkut penumpang di Sampit yang telantar dengan menyiapkan dua kapal, yaitu KM Awu dan Bukit Raya. Mereka akan diangkut besok (Jumat, 18/9),” jelas Leon melalui sambungan telepon.

Dipaparkannya, telantarnya ribuan masyarakat pemegang tiket di Pelabuhan Sampit itu terjadi karena KM Awu membatalkan diri untuk sandar dan membawa mereka menuju tujuan. ”Karena kapal itu sudah penuh dan secara teknis tidak akan mampu membawa ribuan penumpang yang ada di Sampit. KM Awu hanya berkapasitas 1500 penumpang, tidak mungkin dipaksakan membawa ribuan penumpang lagi,” jelas Leon.

Leon menambahkan, kondisi tersebut seharusnya tidak terjadi ketika PT Pelni menjalani komitmen untuk mengalihkan kapal-kapal di rute-rute reguler yang tidak terkena imbas masa mudik ke rute-rute padat. ”Karena itu Pelni akan kami berikan sanksi peringatan keras karena mereka tidak menjalani komitmen mereka untuk me-re route kapal di jalur sepi yang tidak terpengaruh masa Lebaran untuk mengantisipasi lonjakan penumpang di rute padat. Sementara calon penumpang sudah punya tiket dengan jadwal tetap,” ujarnya.

Telantarnya penumpang kapal itu adalah peristiwa kedua di Pelabuhan Sampit seminggu ini. Sebelumnya, Sabtu (12/9) lalu, ribuan penumpang KM Lauser, yang juga milik Pelni dengan tujuan Surabaya, juga sempat telantar hampir 18 jam. Kondisi tersebut terjadi akibat kapal kandas di muara Sungai Mentaya. Saat itu jumlah penumpang yang berangkat juga lebih dari 3.000 orang, atau melebihi kapasitasnya kapal yang hanya sekitar 1.300 orang.

Untuk diketahui, komitmen PT Pelni untuk menempatkan kapal-kapal dari rute sepi menjadi cadangan angkutan mudik di rute-rute padat pemudik selama masa Lebaran, telah disampaikan secara terbuka oleh direktur utamanya, Jussabela Sahea. Pernyataan tersebut diungkapkan Jussabela dalam rapat persiapan angkutan lebaran terpadu yang digelar di Kantor Ditjen Laut, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, 3 September silam.

Dirjen Perhubungan Laut Sunaryo ketika itu meminta perusahaan pelayaran untuk menyiagakan kapal-kapal cadangan di sekitar lokasi pelabuhan yang diprediksi mengalami lonjakan penumpang besar selama masa angkutan Lebaran.

Hal itu untuk memudahkan menggerakkan kapal cadangan tersebut mengangkut penumpang yang belum terangkut. ”Kalau perlu, alihkan rute kapal-kapal dari rute yang diprediksi tidak terpengaruh masa Lebaran agar mendekat ke pelabuhan-pelabuhan yang rawan lonjakan. Seperti kapal-kapal di Indonesia timur,” ujar Sunaryo, saat memaparkan Rencana Operasi Penyelenggaraan Angkutan Laut Lebaran tahun 2009 (1430 H) ketika itu.

Sunaryo memaparkan, jumlah penumpang pada masa Lebaran kali ini diprediksi mengalami peningkatan hingga 10 persen dari tahun lalu, dari 1.017.029 orang menjadi 1.118.731 orang. Sementara jumlah armada yang disiapkan sebanyak 722 unit dari beragam jenis dan ukuran, dengan kemampuan total kapasitas angkut mencapai 3.094.964 penumpang. (DIP)