(Jakarta, 1/8/2010) Sedikitnya delapan bandara baru akan rampung dikerjakan pemerintah pada 2014. Kementerian Perhubungan sudah menyertakan kedelapan proyek pembangunan dan pengembangan bandara baru itu dalam PPP book 2010 atau daftar proyek yang dikerjasamakan pembangunannya dengan pihak swasta.

Menurut Direktur Kebandarudaraan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Ignatius Bambang Tjahjono, kedelapan bandara tersebut di antaranya akan dibangun di Samarinda Baru, Banten Selatan, Kertajati Cirebon, lalu terminal kargo di Bandara Sentani dan Tarakan.

Tingginya kebutuhan dana untuk seluruh proyek itu, jelasnya, mendasari inisiatif Kemenhub untuk melibatkan peran swasta. "Untuk Kertajati saja misalnya, dibutuhkan Rp 5 triliun. Kemudian untuk Banten Selatan butuh Rp 1 triliun, karena itu di PPP kan," jelas Bambang, Rabu (1/9), usai Apel Siaga di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.

Siapapun perusahaan yang berminat menggarap bandara itu, kata Bambang, harus melalui proses pelaksanaan tender untuk mendapatkan hak pembangunannya. Dalam rencana strategis Kemenhub, kedelapan bandara itu ditargetkan selesai dan beroperasi pada 2014.

"Pembangunan dan pengembangan bandara ini tidak hanya terkait Asean Open Sky, tetapi lebih karena untuk mengimbangi pertumbuhan penumpang dan pesawat maskapai kita," jelasnya.

Selain delapan proyek PPP, Bambang menjelaskan PT Angkasa Pura I dan II (Persero) juga berencana mengembangkan Bandara Ngurah Rai dan Soekarno-Hatta menggunakan sumber dana sendiri. Pengembangan terminal Ngurah Rai yang dikelola PT AP I akan memanfaatkan lahan seluas 120.000 meter persegi dan alokasi anggaran sekitar Rp 2 triliun.

"Sedang dicari lokasi bandara baru juga, karena di Ngurah Rai hanya ada satu runway sehingga tidak cukup menampung trafik pesawat," jelasnya.

Sementara di Soekarno-Hatta, Terminal 3 akan dikembangkan dan dibangun menjadi sebuah komplek yang besar di mana di dalmnya termasuk stasiun untuk kereta bandara. "Dalam proyek ini, investor asing dilibatkan," pungkas Bambang. (DIP)