Jakarta – Kementerian Perhubungan melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) menggelar kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Bagi Para Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang mengelola Bandara dan Pelabuhan di lingkungan Kementerian Perhubungan. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas SDM yang dapat menciptakan pelayanan yang lebih optimal kepada masyarakat. Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Djoko Sasono, saat membuka kegiatan Penyegaran bagi Kepala Bandar Udara dan Kepala Pelabuhan dengan tema SMART Leadership Learning (SMiLe) di Jakarta, Senin (10/2).

“Beberapa catatan yang memang disampaikan tentang Kemenhub salah satunya adalah untuk bisa meningkatkan kualitas pelayanan kita di masyarakat,” jelas Sesjen Djoko.

Djoko mengatakan, sejumlah pelabuhan dan bandara yang dikelola Kemenhub merupakan tempat strategis yang dapat mengukur kinerja Kementerian Perhubungan dalam mengelola suatu bandara maupun pelabuhan, karena langsung bersentuhan dengan pelayanan kepada masyarakat.

Djoko menambahkan, di era digital saat ini, para Kepala Bandara dan Pelabuhan mau tidak mau harus mengawasi secara detail sampai dengan hal terkecil sekalipun. Menurut Djoko, kunci sukses dari pelayanan ditentukan mulai dari hal-hal yang sangat detail dan sangat kecil.

“Kita tidak bisa lagi berlindung pada hal-hal yang secara logika tidak pas. Karena hal sekecil apapun kekurangan yang ada dapat diketahui masyarakat. Misalnya, di suatu bandara atau pelabuhan, ada penumpang yang menemukan sampah, binatang seperti kecoa atau pelayanan yang tidak ramah, maka itu akan cepat menyebar ketika penumpang itu mengunggah foto dengan diberikan narasi ke media sosial. Oleh karena itu tentunya pelatihan ini menjadi penting, karena di situlah (bandara dan pelabuhan) pelayanan betul-betul dilakukan,” terang Djoko.

Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Sugihardjo. mengatakan, konsep dari pendidikan ini adalah untuk membentuk kepemimpinan yang profesional melalui pendekatan SMART yaitu Spesific, Measurable, Attainable, Relevant dan Time Based. Menurut Sugihardjo, untuk mencapai kepemimpinan yang SMART, setiap pemimpin harus betul-betul mengetahui tugas pokok yang dikerjakan. Sehingga kegiatan ini dilakukan untuk dapat mengakselerasi potensi yang dimiliki oleh tiap peserta agar dapat meningkatkan kualitas kepemimpinan yang profesional.

“Kalau SDM nya profesional menyebabkan kita bisa melangsungkan pekerjaan secara profesional. Disamping itu, berkaitan dengan prosedur birokrasinya yang diminta adalah birokrasi yang lebih sederhana dan lebih bisnis friendly, menjadi kondusif terhadap investasi dan proses bisnis. Karena itu Pak Menhub juga mengharapkan bahwa leadership di seluruh jajaran di sektor transportasi ini terus dikembangkan,” tambahnya.

Kegiatan SMiLe yang dilaksanakan selama 5 (lima) hari mulai tanggal 10 sampai dengan 14 Februari 2020 ini diikuti oleh Kepala Pelabuhan dan Kepala Bandara dari seluruh UPT di Indonesia dengan jumlah total sebanyak 60 orang. Kegiatan ini akan diisi dengan beberapa sesi yaitu sesi panel diskusi, pembelajaran dan studi kasus, serta seminar rancangan aksi yang akan dipandu oleh total 18 narasumber dari berbagai bidang.

Tujuan kegiatan yang diselenggarakan pada tahun ini adalah untuk memberikan pengetahuan, pemahaman dan implementasi terhadap tugas dan fungsi kepada para peserta agar para peserta dapat serta menyusun rencana aksi yang SMART (Spesific, Measurable, Attainable, Relevant & Time Based) untuk kemudian di implementasikan pada unit kerja masing-masing.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan I Gede Pasek Suardika, Direktur Jenderal Perhubungan Laut Agus H. Purnomo, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Sugihardjo, serta Ketua Komisi Nasional Keselamatan Transportasi Soerjanto Tjahjono. (LNM/RDL/YSP/HA)