Jember - Bupati Jember Faida mengapresiasi langkah cepat pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Perhubungan guna merespon instruksi Presiden terkait pengembangan bandara Notohadinegoro Jember. Hal ini disampaikan Faida usai melakukan rapat bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Agus Santoso terkait pengembangan Bandara Notohadinegoro Jember, Minggu (20/8).

"Respon dari pemerintah pusat sangat cepat lebih dari yang kita harapkan dan kita kira. Satu minggu setelah Presiden berkunjung langsung menindaklanjuti di lapangan. Dan respon ini akan kita imbangi, karena ini mimpinya masyarakat Jember. Kami berterima kasih kepada Presiden Jokowi dan Menteri Perhubungan yang membantu Jember dan kabupaten sekitarnya," ujar Faida.

Untuk pembebasan lahan Faida mengatakan pihaknya akan mengadakan rapat dan berkoordinasi dengan Kementerian terkait seperti Kementerian Agraria dan Tata Ruang dan Kementerian BUMN.

“Besok kita akan adakan rapat dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang, ini juga respon cepat pemerintah pusat. Bahwa tanah untuk bandara ini adalah tanah PTPN XII, maka juga akan ada rapat bersama dengan Kementerian BUMN untuk pengalihan status lahannya. Semuanya sedang dirancang dan dalam minggu depan sudah ada detail penyelesaian,” jelas Faida.

“Yang jelas karena ini instruksi Presiden, semua akan menindaklanjuti instruksi beliau. Agar tanah ini segera bisa diselesaikan dan diserahkan kepada pemerintah pusat supaya APBN bisa dianggarkan untuk bandara ini,” tambah Faida.

Ketika ditanyakan peluang BUMN dan BUMD masuk ke bandara ini, Faida menjelaskan bahwa pemerintah Kabupaten Jember tidak akan meninggalkan pengelolaannya begitu saja.

“Untuk pengelolaan pemerintah daerah tidak akan meninggalkan begitu saja, namun dengan mekanisme kerja sama. Ini termasuk yang akan dibahas pada rapat maraton 4 hari besok dengan Kementerian terkait. Termasuk juga dengan membuat BUMD, jadi nanti perlu kerjasama dengan DPRD sehingga BUMD yang menunjang untuk pengelolaan bandara dapat segera terealisasi,” jelasnya.

Disinggung mengenai peluang Bandara Jember menjadi embarkasi antara untuk Haji dan Umrah, saat ini Jember sudah sangat memenuhi syarat untuk itu.

“Jember adalah kawasan yang religius di mana banyak yang akan Umrah dan Haji. Secara data sekarang untuk 5 kabupaten itu ada 17 kloter, sedangkan syarat minimal untuk embarkasi antara lain adalah 14 kloter, kita sudah lebih dari syarat minimal tersebut,” urainya.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan peluang Jember sangat besar untuk menjadi embarkasi antara Haji dan Umrah seiring dengan pengembangan bandara ini. Namun semuanya tergantung dengan Kementerian Agama yang memutuskan.

“Paling tidak menjadi embarkasi antara karena dengan pengembangan ini sudah bisa mulai menggunakan pesawat besar. Namun untuk embarkasi antara itu tergantung dari Kementerian Agama. Kita menyediakan fasilitas nanti Kementerian Agama yang menentukan,” tutup Menhub Budi. (HH/TH/BS/HA)