(Tangerang, 6/5/2010) Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Tangerang, mewisuda 45 Perwira Pelayaran Niaga Tingkat IV bergelar Ahli Nautika (ATT) IV dan Ahli Teknika (ATT) IV, Kamis (6/5). Mereka yang antara lain terdiri dari 27 wisudawan nautika dan 18 wisudawan teknika tersebut merupakan para perwira peserta Program Diklat Pelaut (DP) IV Pembentukan.
 
”Kalau dibandingkan dengan besarnya kebutuhan tenaga pelaut saat ini, jumlah  lulusan ini memang kecil. Tapi, kontribusi yang bisa mereka berikan terhadap industri pelayaran nasional cukup besar. Keberadaan mereka sangat berarti bagi transportasi laut kita, juga dalam membawa nama besar Indonesia di dunia pelayaran internasional,” ujar Kepala Badan Diklat Perhubungan Dedi Darmawan saat memberikan sambutan pada wisuda yang dilakukan di kampus BP2IP Tangerang, Mauk, Kabupaten Tangerang, Banten, tersebut.
 
Proses pendidikan dan pelatihan yang dijalani para lulusan tersebut dilaksanakan selama kurun waktu 4 semester (2 tahun). Dengan statusnya kini, para perwira pelaut pemegang sertifikat ANT-IV akan diberi kewenangan menduduki jabatan di kapal niaga sebagai Mualim Jaga atauu Mualim I. Mereka juga dapat ditempatkan sebagai nakhoda pada kapal dengan ukuran antara 500-3000 GT untuk daerah pelayaran dekat pantai (near coastal voyage). ”Misalnya di jalur-jalur pelayaran antarpulau. Tetapi semua kewenangan itu bisa didapat setelah mereka memenuhi semua persyaratan pengawakan kapal niaga,” jelas Dedi.
 
Sedangkan para perwira pemegang sertifikat ATT-IV, lanjutnya, setelah memenuhi memenuhi semua persyaratan pengawakan kapal niaga akan diberi kewenangan jabatan sebagai Permesin Kapal Dinas Jaga, Ahli Permesinan Kapal II, maupun Kepala Kamar Mesin pada kapal-kapal niaga bertenaga penggerak antara 750-3000 kW.
 
Dia berharap, setelah menjalani aktivitas di kapal dengan status yang mereka dapatkan saat ini, para lulusan ini mau kembali mengenyam pendidikan untuk menaikkan rating mereka ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu ANT-III  maupun ATT-III.
 
Kepada civitas BP2IP, Dedi juga mengimbau untuk senantiasa membuka diri terhadap pengembangan yang berkesinambungan sehingga mampu mencapai kinerja yang membanggakan, yaitu mencetak tenaga-tenaga andal di bidang pelayaran niaga. Pencapaian tersebut harus dicapai BP2IP Tangerang selaras dengan peningkatan fasilitas yang sudah dan akan disediakan oleh pemerintah.
 
”Pola pendidikan yang diterapkan harus sejalan dengan perkembangan teknologi di dunia pelayaran maupun perkembangan teknologi di dunia pendidikan. Ini penting agar bisa mencetak tenaga lulusan yang sesuai dengan kebutuhan dunia pelayaran saat ini,” ujarnya.
 
Kepala BP2IP Tangerang Capt. Edy Santoso menambahkan, para perwira pelaut yang baru diwisuda tersebut merupakan lulusan ketiga pada jenjang tersebut yang berhasil ditelurkan BP2IP Tangerang, sejak berdiri enam tahun silam. Pada medio 2010 ini, BP2IP Tangerang juga memulai untuk melaksanakan program percepatan pembentukan perwira pelaut tingkat III (ANT-III/ATT-IV). Program ini adalah program tengah digadang Badan Diklat untuk memicu pertumbuhan lulusan pelaut nasional dengan memangkas waktu belajar taruna, dari 4 tahun menjadi 2,5 tahun.
 
”Kita akan jalankan program Officer Plus (OP) 60 mulai tahun ini. Program ini akan dijalankan bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta. Proses perekrutan sudah kita jalankan,” jelasnya.
 
Dedi menambahkan, program percepatan pendidikan kepelautan menjadi krusial untuk dilakukan. Hal itu mengingat tingginya tingkat kebutuhan tenaga pelaut saat ini, yang tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di dunia internasional. Hal itu bisa dibuktikan dengan langsung direkrutnya seluruh lulusan BP2IP yang baru diwisuda itu oleh salah satu perusahaan pelayaran nasional.
 
”Ke depan, perusahaan pelayaran kita tidak hanya menunggu siswa hingga lulus untuk direkrut kemudian. Ke depan, melalui asosiasi perusahaan pelayaran nasional INSA, perusahaan-perusahaan nasional kita akan mengeluarkan program beasiswa ikatan dinas. Polanya, mereka akan membiayai taruna sejak masih dalam masa pendidikan hingga lulus, sehingga tidak perlu rebutan dan menunggu mereka lulus terlebih dahulu.
 
Menurutnya, saat ini Indonesia membutuhkan sedikitnya 18 ribu pelaut, dan internasional membutuhkan 84 ribu pelaut hingga 2012. Sedangkan jumlah lulusan yang dapat diproduksi oleh seluruh sekolah kepelautan dalam negeri baru mencapai 3000 orang per tahun. Melalui program akselerasi pendidikan, Indonesia dalam kurun 3 tahun ke depan ditargetkan mampu mencetak antara 5000-6000 pelaut per tahun.
 
Selain mewisuda para perwira pelaut baru, Dedi Darmawan juga didaulat untuk meresmikan penggunaan Masjid At-Taqwa yang berada di area kampus BP2IP Tangerang, yang dibangun dengan modal pendanaan hasil partisipasi masyarakat Kabupaten Tangerang. Salah satu penyandang dana pembangunan masjid tersebut adalah Bupati Tangerang Ismet Iskandar. ”Saya harapkan, masjid ini akan menjadi masjid yang makmur, dan senantiasa dimanfaatkan untuk mendidik emosional dan mental spiritual para siswa taruna agar bisa mengabdi di dunia kerja mereka yang berat dengan penuh semangat,” pungkas Dedi. (DIP)