(Banda Aceh, 24/11/2012) Menteri Perhubungan, E.E. Mangindaan meresmikan Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Malahayati Aceh Besar di Desa Durung, Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, Jumat (23/11). Keberadaan BP2IP Malahayati Aceh ini diharapkan dapat mencetak lulusan perwira yang berstandar internasional untuk memenuhi kebutuhan tenaga-tenaga pelaut domestik bahkan internasional.

Tingginya kebutuhan pelaut merupakan salah satu dampak dari diberlakukannya Inpres No.5 tahun 2005 yaitu berlakunya asas cabotage, yang mewajibkan muatan dalam negeri harus diangkut oleh kapal berbendera Indonesia.

Selain itu menurut Menhub bahwa saat ini fenomena yang terjadi dunia pelayaran internasional adalah mereka mencari pasokan tenaga pelaut ke negara-negara Asia akibat kecenderungan menurunnya minat pemuda di negara barat untuk menjadi pelaut.

"Kita harus dapat menangkap peluang tersebut dengan mencetak tenaga-tenaga pelaut standar internasional," ujar Menhub.

Saat ini menurutnya tenaga-tenaga pelaut Indonesia telah mampu bersaing di dunia internasional dengan menduduki peringkat 4 besar dunia dibawah Filifina, India dan Cina.

Menhub menjelaskan bahwa kebutuhan pelaut untuk industri pelayaran nasional mencapai 7000 orang per tahunnya. Sementara Lembaga Pendidikan dan Pelatihan yang dikelola pemerintah maupun swasta baru mampu mencetak 1500 orang tenaga pelaut setiap tahunnya.

"karena itu kita akan buka sebanyak-banyaknya sekolah-sekolah dan lembaga diklat pelayaran seperti di daerah Pariaman, Sumatera Barat, Lampung serta peningkatan pembangunan fhisik sekolah di Sorong," kata Menhub.

Pembangunan BP2IP Aceh Besar yang menelan biaya 205 milyar tersebut diawali pada Mei 2008 setelah mendapatkan hibah lahan seluas 27 hektar dari Pemerintah Aceh dan dilanjutkan dimulainya pembangunan tahap I pada 6 September 2010 kemudian dilanjutkan dengan pembangunan tahap II pada tahun 2011 dan tahun 2012 ini merupakan tahap III.

Kepala BPSDM Perhubungan, Bobby A. Mamahit mengatakan bahwa pada tahun 2013 BP2IP Malahayati sudah dapat melakukan penerimaan siswa dengan pemberian beasiswa dan difungsikan untuk masyarakat Aceh, Sumatera bagian Utara dan bagian Indonesia lainnya.

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Aceh, Tengku Zaini abdullah,  mengatakan bahwa kehadiran BP2IP Malahayati ini sudah lama ditunggu masyarakat Aceh dan diharapkan sekolah ini dapat melahirkan putra/putri Aceh yang memiliki keahlian dibidang pelayaran dan kelautan.

Senada dengan hal tersebut, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Azwar Abu Bakar mengatakan bahwa dengan kekuatan pelayaran dapat membuat kekuatan suatu bangsa.

Ia menambahkan bahwa Kemenpan dan RB akan mendukung dalam hal pemberian ijin tentang kelembagaan dan tatalaksana serta formasi untuk dosen dan supportingnya. (YS)