SUMENEP - Kementerian Perhubungan berencana untuk meningkatkan status Bandara Trunojoyo Sumenep menjadi bandara komersial. Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep menyatakan kesiapannya menyediakan lahan untuk perpanjangan dan pelebaran landasan serta perluasan terminal agar Bandara Trunojoyo dapat didarati oleh pesawat yang lebih besar.

Dalam kunjungannya ke Bandara Trunojoyo Sumenep, Rabu (24/9) Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan, pemerintah pusat akan menyiapkan anggaran yang bersumber dari dana APBN untuk mengembangkan bandara yang berada di timur pulau Madura ini.

Perpanjangan landasan dan perluasan terminal belum bisa dilakukan saat ini karena terkendala pada lahan yang belum seluruhnya di bebaskan. "Kalau lahannya sudah beres,Pemerintah akan kucurkan dananya untuk pengembangan bandara," kata Menhub.

Saat ini luas Bandara Trunojoyo adalah 32,4 ha dari kebutuhan sekitar 119 ha. Panjang landasan hanya 1.130 meter dengan lebar 23 meter. Rencananya landasan akan diperpanjang menjadi 1.600 meter dengan lebar 30 meter.

Bandara Trunojoyo dibangun oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep pada tahun 1978. Sekitar 30 tahun kemudian atau pada tahun 2008 bandara ini diserahkan ke Kementerian Perhubungan untuk dikelola lebih lanjut dan mulai dibangun dan dikembangkan pada tahun 2009 dengan dana yang bersumber dari APBN dan APBD Pemda Kabupaten Sumenep.

Dalam pengembangan bandara sudah disesuaikan dengan RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) yang sudah dibuat oleh Kabupaten Sumenep.

Menhub yang dalam kunjungannya didampingi Direktur Angkutan Udara Moh.Alwi dan Staf Ahli Menteri Perhubungan Bidang Keterbukaan Informasi Publik Hadi M. Djuraid mengatakan, perpanjangan landasan dan perluasan terminal mutlak dilakukan agar pesawat-pesawat yang lebih besar bisa mendarat di Bandara Trunojoyo. "Kalau pesawat yang masuk lebih besar maka harga tiketnya akan lebih murah. Kalau harga tikernya murah maka yang naik pesawat akan lebih banyak, aktifitas bandarapun akan lebih ramai," ujar Jonan memberikan alasan.

Saat ini Bandara Trunojoyo berstatus bandara perintis yang dikelola oleh Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU). Bandara ini diterbangi oleh pesawat perintis dari maskapai penerbangan Susi Air. Dengan pesawat jenis karavan yang menerbangi Surabaya-Sumenep pp pada hari Kamis dan Jum'at. Aktifitas lainnya adalah digunakan oleh Merpati Pilot School dan penerbangan tidak berjadwal.

Kepada Menteri Perhubungan, Bupati Sumenep A. Busyro K. menyatakan kesanggupannya untuk segera membebaskan lahan untuk perpanjangan landasan dan pembangunan terminal. Tahun ini, Pemda Kabupaten Sumenep baru membebaskan lahan seluas 5,4 ha.

Pemda akan membebaskan tanah lebih banyak sesuai dengan kebutuhan bandara. Dulu, Pemda membebaskan tanah secara bertahap karena keterbatasan dana. "Tapi pemerintah pusat ingin pembebasan tanah dilakukan dalam jumlah besar sehingga perluasan bandara dapat segera dilakukan. Istilah pak Menteri Jonan, pembebasan tanahnya jangan diincrit-incrit," kata Busyro.

Bupati Sumenep menjanjikan, pembebasan tanah akan diselesaikan dalam tahun ini, sehingga pembangunan konstruksi untuk perpanjangan landasan dan pembangunan terminal dapat dimulai tahun 2016 mendatang. Menhub pun menimpali, begitu pembebasan lahan selesai pembangunan pun akan langsung dilakukan karena dananya memang sudah tersedia. (JO)