(Jakarta, 25/3/2013) Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Capt. Bobby R. Mamahit dalam pembukaan Workshop To Finalize The MoU On Establishing  A Regional Cooperative Mechanism For Oil Spill Preparedness And Response In The ASEAN Region, Selasa(19/3) lalu menyampaikan bahwa penanganan serius amat penting terhadap tumpahan minyak dari kapal, offshore, pelabuhan dan fasilitas penampungan minyak yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan laut".

Oleh karena itu lanjut Bobby, perlu segera dibentuk dan diperkuat bantuan dan kerjasama internasional yang saling menguntungkan guna mencegah dan menanggulangi pencemaran laut”.


Workshop tersebut bertujuan sebagai wadah untuk meninjau dan mematangkan rencana aksi regional terhadap pencemaran minyak di laut (the Oil Spill Regional Action Plan) yang dibahas pada the 25th ASEAN-MTWG Meeting serta memfasilitasi kerja sama yang harmomis antar stakeholders terkait dalam hal penanggulangan pencemaran di kawasan ASEAN”.


Selanjutnya, Indonesia sebagai host penyelenggaraan Workshop To Finalize The MoU On Establishing  A Regional Cooperative Mechanism For Oil Spill Preparedness And Response In The ASEAN Region ini akan menyampaikan secara resmi final draft MoU kepada ASEAN Secretariat sebagai submisi pada the 26th meeting of the ASEAN-MTWG guna mendapatkan pengesahan dalam  STOM ke 35.

Kegiatan Workshop To Finalize The MoU On Establishing  A Regional Cooperative Mechanism  For Oil Spill Preparedness And Response In The ASEAN Region ini diselenggarakan secara back to back dengan Global Initiative for South East Asia (GI-SEA) Workshop and Launch Event yang akan dilaksanakan pada tanggal 20 s.d. 21 Maret 2013 di Hotel Borobudur, Jakarta.

International Maritime Organization (IMO) bekerja sama dengan International Petroleum Industry Environmental Conservation Association (IPIECA) pada tanggal 19 Maret 2013 di Hotel Borobudur Jakarta, mensponsori penyelenggaraan Workshop To Finalize The MoU On Establishing  A Regional Cooperative Mechanism For Oil Spill Preparedness And Response In The ASEAN Region. Dalam kesempatan ini, Indonesia mendapatkan kepercayaan untuk menjadi tuan rumah (host) penyelenggaraan workshop tersebut.
 
Diawali dengan kesepakatan pada 32nd Senior Transport Officials Meeting (STOM) yang menyepakati bahwa Malaysia akan menyiapkan bahan terkait aspek teknis/operasional dari rencana aksi penangunggulangan pencemaran minyak  yang akan disampaikan dalam  the Maritime Transport Working Group (MTWG) ke 23 di Yangon, Myanmar pada bulan Maret 2012. Selanjutnya, IMO telah menyelenggarakan the Workshop on Establishing a Regional Cooperative Mechanism for Oil Spill Preparedness and Response in the ASEAN Region pada tanggal 15 s.d. 16 Oktober 2012 back to back dengan  the 24th ASEAN-MTWG. Pada workshop inilah, disepakati pembentukan suatu Kesepakatan Bersama mengenai penetapan mekanisme kerjasama regional untuk kesiapsiagaan dan penanggulangan tumpahan minyak di kawasan ASEAN. Dan pada 24th ASEAN-MTWG meeting yang diselenggarakan pada tanggal 17 s.d.    19 Oktober 2012 di Yangon, Myanmar, draft Kesepakatan Bersama tersebut telah disampaikan untuk dipelajari dan mendapatkan masukan dari masing-masing negara ASEAN.

Adapun Workshop sehari ini, merupakan kelanjutan dari pertemuan ASEAN MTWG Meeting dimaksud yang diselenggarakan di bawah kerangka IMO Integrated Technical Cooperation Programme (ITCP) dengan tujuan untuk melakukan finalisasi pada draft Kesepakatan Bersama mengenai penetapan mekanisme kerjasama regional untuk kesiapsiagaan dan penanggulangan tumpahan minyak di kawasan ASEAN.

Workshop yang dibuka oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Capt. Bobby R. Mamahit tersebut dihadiri oleh perwakilan dari IMO, ASEAN Secretariat, dan 10 negara anggota ASEAN yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Philipina, Singapura, Thailand dan Vietnam.(DW)